Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso mengatakan pihaknya telah melakukan restrukturisasi kredit sebesar Rp245,22 triliun sampai Desember 2021.
"Posisi terakhir kita di 2021 itu dari Rp245,55 triliun yang kita restrukturisasi, yang statusnya masih direstrukturisasi tersisa Rp156,95 triliun," kata Suharso dalam webinar "Empowering SMEs to Recover Stronger" yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Adapun kredit senilai Rp62,16 triliun telah dilunasi, Rp20,26 triliun telah lepas dari restrukturisasi dan sisanya ialah kredit yang tidak bisa diselamatkan yakni sebesar Rp5,8 triliun atau hanya lima persen dari total kredit yang direstrukturisasi.
"Artinya, beban perbankan untuk mencadangkan kapital dan modal bagi kredit yang tidak bisa diselamatkan masih sangat memadai," kata Suharso.
BRI melakukan restrukturisasi secara cermat dengan menyiapkan cadangan permodalan yang cukup untuk mengantisipasi gagal bayar kredit hingga 20 persen dari total yang direstrukturisasi.
"Secara agregat, kredit yang direstrukturisasi berhasil, yang gagal sedikit, dan kalaupun gagal, cadangan sangat membaik. Kita mengurangi laba, walaupun demikian kita masih bisa bertahan dengan menghasilkan laba Rp32,2 triliun di 2021," katanya.
Adapun dari total Rp245,22 triliun kredit yang direstrukturisasi, sebanyak Rp104,48 triliun merupakan kredit usaha mikro, Rp97,67 triliun kredit usaha kecil, dan Rp5,83 triliun kredit usaha menengah.
Sebanyak Rp40,81 triliun kredit pelaku usaha mikro telah dibayar, begitu pula Rp16,72 triliun dan Rp673 triliun kredit usaha kecil serta menengah.
Saat ini, menurut Suharso, kredit usaha mikro yang masih direstrukturisasi tersisa Rp57,68 triliun, sementara kredit usaha kecil dan menengah yang masih direstrukturisasi tersisa Rp67,62 triliun dan Rp3,58 triliun.