Mamuju (ANTARA News) - Petani di Kecamatan Korossa Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat berhenti mengembangkan tanaman nilam untuk menjadi sumber pendapatannya karena harga jual tanaman itu dianggap tidak menjanjikan.
"Harga jual tanaman nilam rendah tidak sebanding dengan mahalnya biaya produksinya sehingga petani di Kecamatan Korossa berhenti mengembangkan tanaman itu,"kata Anca salah seorang petani di Mamuju, Senin.
Ia mengatakan, selain biaya produksinya tinggi seperti pembelian bibit, pupuk perawatannya juga menguras tenaga dan biaya mahal.
"Petani awalnya menyangka tanaman nilam menjanjikan namun ternyata justru merugikan karena keuntungan yang didapatkan minim, sehingga petani berhenti mengembangkan nilam,"Katanya.
Menurut dia, kalau pemerintah memberikan anggaran untuk petani digunakan untuk biaya pengadaan bibit, pupuk dan perawatannya mungkin petani akan mengembangkan tanaman itu karena permintaan tanaman itu cukup tinggi di pasaran.
"Kalau ada bantuan pemerintah maka petani akan mengembangkan tanaman yang menjadi bahan baku pembuatan parfum itu agar petani dapat untung dan meningkatkan kesejahteraannya," katanya.
Berbeda dengan petani di Kecamatan Korossa petani di Kecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju Provinsi mulai mengembangkan tanaman nilam karena dianggap cocok dan menjanjikan bagi kesejahteraan petani.
"Petani di Kecamatan Tapalang sudah mulai menanam nilam karena dianggap sangat menjanjikan untuk kesejahteraan mereka," kata Mardi, salah seorang petani di Kecamatan Tapalang.
Ia mengatakan, petani mengambil bibit nilam untuk dikembangkan dari daerah Palopo Provinsi Sulawesi Selatan meski harga bibitnya dianggap mahal mencapai Rp50 per batang.
"Tanaman nilam dianggap menjanjikan karena mudah dikembangkan meski waktu panennya cukup lama mencapai enam bulan, dan meski harga jualnya rendah, sekitar Rp2.000 per kg,"katanya.
Menurut dia, masyarakat mengembangkan nilam juga karena tanaman itu dianggap lebih menjanjikan dibandingkan tanaman lainnya seperti kakao, jahe, atau tanaman jangka pendek lainnya.
Ia berharap pemerintah dapat memberikan bantuan bibit kepada petani yang sedang mengembangkan tanaman nilam yang merupakan bahan baku pembuat parfum, agar petani dapat mengurangi biaya produksinya sehingga mendapat keuntungan yang lebih besar. (T.KR-MFH/N005)
Berita Terkait
Yayasan Hadji Kalla gandeng ARC Aceh latih UMKM dan petani nilam
Kamis, 28 Juli 2022 6:34 Wib
Pendapatan petani nilam mencapai Rp110 juta/hektare
Jumat, 7 September 2018 22:08 Wib
Nilam komoditi andalan Sulbar
Minggu, 25 September 2016 6:00 Wib
Sulsel Siap Kembangkan Minyak Nilam Untuk Ekspor
Senin, 5 Januari 2015 17:39 Wib
Pabrik Minyak Nilam Segera Dibangun di Mamuju Utara
Minggu, 21 April 2013 19:10 Wib
Petani di Tapalang Minta Bantuan Bibit Nilam
Minggu, 23 Desember 2012 6:29 Wib
Petani di Mamuju Kembangkan Nilam
Kamis, 13 Desember 2012 9:04 Wib
Petani Nilam Bombana Butuh Alat Penyuling
Senin, 10 September 2012 13:34 Wib