Makassar (ANTARA Sulsel) - Guru Besar Luar Biasa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI) Makassar, Prof Dr Andi Agustang menyatakan pasien sangat rawan dimanfaatkan tenaga kesehatan.
"Tenaga kesehatan dan rumah sakit bisa terjebak berlaku nakal dengan memanfaatkan ketidaktahuan pasien, terperdaya jika orientasi profesi tenaga kesehatan hanya demi duit," katanya di Makassar, Senin.
Menurutnya, tanpa karakter yang baik, hukum medis bisa ditekuk, regulasi medis bisa dilipat. Praktik memberi obat yang tidak perlu lalu menyarankan memilih obat lebih mahal untuk mencitrakan tenaga kesehatan tanpa melihat profesinya.
Walau masih perlu dibuktikan informasinya kata Ketua Prodi S3 Sosiologi PPs-Universitas Negeri Makassar ini, bila ada pasien dibayarkan asuransi kesehatan komersial, tarif pelayanan medis bisa saja tiba-tiba menjadi tidak tentu.
"Tidak sedikit masyarakat menjadi pasien dikecewakan dokter atau rumah sakit dan akhirnya merasa diabaikan, kenyataan demikian meleset dari bayangan tenaga kesehatan yang memiliki nilai kebaikan, bermartabat dan lebih berbudaya," ungkapnya.
Ia menyebutkan, banyak di antara tenaga kesehatan berpendidikan tinggi justru merusak citra pendidikan kesehatan itu sendiri.
"Seolah nilai dan sikap ditanamkan sejak kecil sampai pada jenjang pendidikan tertinggi lenyap begitu saja, " kata doktor sosiologi antropologi PPs Universitas Padjajaran Bandung ini.
Proses pendidikan tenaga kesehatan, lajut dia, dapat dipadukan dengan pendidikan karakter melalui metode pembelajaran berpusat pada mahasiswa, pemecahan masalah, terpadu berbasis masyarakat serta ekspose dan sistematis.
Tujuan pendidikan karakter tenaga kesehatan adalah membentuk tenaga kesehatan profesional dan menjalaninya sesuai kode etik. Banyak tenaga kesehatan melupakan jati diri dan kode etik profesi.
"Sehingga banyak kasus terjadi di masyarakat, bahkan terkesan karakter tenaga kesehatan dihasilkan menyimpang dari hakikat profesi tenaga kesehatan," sebutnya.
Untuk itu, jalan harus ditempuh mengatasi masalah itu dengan mengitegrasikan pendidikan karakter kedalam kurikulum pendidikan kesehatan.
"Model pendidikan tenaga kesehatan berbasis karakter harus senantiasa ditingkatkan, sebab model itu mampu menghasilkan tenaga kesehatan berkompoten dan berkarakter", tandas Ketua Dewan Editor Jurnal Sosiologi Dialektika Kontemporer PPs UNM itu.
Editor : ES Syafei
Berita Terkait
Hujan lebatberpotensi landa sejumlah kota besar Indonesia
Rabu, 8 Mei 2024 7:10 Wib
BMKG prakirakan mayoritas kota besar Indonesia diguyur hujan hari ini
Selasa, 7 Mei 2024 7:13 Wib
BMKG : Sebagaian besar kota di Indonesia berpotensi turun hujan ringan hingga lebat
Senin, 6 Mei 2024 6:41 Wib
BMKG : Sebagian besar wilayah Indonesia diguyur hujan sedang-lebat pada Sabtu
Sabtu, 4 Mei 2024 6:42 Wib
BMKG : Mayoritas kota besar Indonesia berawan hingga hujan pada Senin
Senin, 29 April 2024 7:06 Wib
Prabowo Subianto: Kami membutuhkan NU
Minggu, 28 April 2024 17:56 Wib
BMKG sebut mayoritas kota besar berpotensi turun hujan ringan hingga lebat
Minggu, 28 April 2024 6:49 Wib
Pemprov Sulbar kembali gelar gerakan pangan murah
Kamis, 25 April 2024 19:07 Wib