Mamuju (ANTARA Sulsel) - Program gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao (Gernas) di wilayah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, belum tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
"Sekitar 40 persen dari 68.000 hektare lahan kakao masyarakat yang telah tertangani. Ini berarti masih ada 60 persen lahan kakao belum tersentuh program gernas," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Mamuju, Trikora Wahab di Mamuju, Selasa.
Menurutnya, lahan petani yang belum mendapatkan bantuan dalam kegiatan gernas kakao masih tersisa sekitar 40.000 hektare atau 60 persen.
Karena itu kata dia, peningkatan mutu dan produktivitas kakao di daerah ini belum memberikan dampak signifikan untuk mencapai target produksi hingga akhir tahun 2012.
"Selama ini petani di Mamuju sangat menggantungkan diri pada bantuan pemerintah. Makanya, hasil produksi kakao belum tercapai secara optimal,"ungkapnya.
Ia menyampaikan, petani di daerah ini tak mampu mengelola dan mengembangkan tanaman kakao secara mandiri.
"Paradigma petani kita perlu diberikan pemahaman. Mestinya petani mampu melakukan inovasi untuk mengembang komoditi kakao tanpa ketergantungan pada bantuan pemerintah,"jelasnya.
Selama ini kata Trikora, bantuan program gernas kakao hanya diberikan kepada kelompok tani unuk selanjutnya dialihkan kepada masyarakat yang belum menerima bantuan serupa.
Trikora juga menyampaikan, kurangnya produktivitas kakao juga disebabkan adanya serangan hama jamur atau hama penggerak batang kakao.
"Hama penggerak batang kakao ini sebetulnya telah tertangani bagi petani yang menerima bantuan gernas. Namun, masih ada 60 persen lahan kakao yang belum tertangani secara optimal,"jelasnya.
Program Gernas Kakao itu kata dia, melaksanakan tiga bentuk kegiatan, yakni peremajaan, rehabilitasi, dan intensifikasi. Dari tiga program tersebut, pemerintah telah menuntaskan hingga 33.850 hektare atau setara 40 persen.
Kegiatan Gernas Kakao itu, kata dia, dilaksanakan sejak 2009 dengan luas areal yang tertangani seluas 14.250 hektare, kemudian pada tahun 2010 seluas 3.000 hektare, tahun berikutnya seluas 10.800 hektare, dan pada tahun 2012 seluas 5.800 hektare.
Editor : M Yusuf
Berita Terkait
Menkop UKM berharap pemda terlibat hilirisasi produk unggulan daerah
Jumat, 14 Juli 2023 12:20 Wib
Mendikbudristek luncurkan aplikasi "Smart School" di Polewali Mandar Sulbar
Kamis, 20 Oktober 2022 20:16 Wib
Gernas BBI Sulbar jadi momentum tingkatkan cinta terhadap produk dalam negeri
Kamis, 20 Oktober 2022 20:01 Wib
Luhut Pandjaitan : Jaga stabilitas ekonomi dengan memperkuat UMKM
Kamis, 13 Oktober 2022 13:02 Wib
Menparekraf yakin pariwisata tetap berkembang meski ada potensi resesi
Kamis, 29 September 2022 8:44 Wib
Kemendikbudristek : Pemasasran digital kunci pengembangan produk lokal Sulbar
Minggu, 31 Juli 2022 14:48 Wib
Pedagang raih keuntungan hingga 500 persen saat GBBI Sulbar
Minggu, 31 Juli 2022 5:54 Wib
Gernas BBI Sulbar untuk dorong kecintaan buatan Indonesia sejak dini
Jumat, 29 Juli 2022 19:01 Wib