Kupang (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, menyalurkan anggaran Rp300 juta untuk pengembangan usaha kecil menengah (UKM) di wilayah batas negara RI-Timor Leste itu.
"Alokasi anggaran dihitung untuk setiap desa dan dilakukan secara bertahap sejak 2012 silam," kata Bupati Timor Tengah Utara Raymundus Sau Fernandes di Kupang, Sabtu.
Hal itu dikatakannya ketika menjawab pertanyaan tentang upaya pemerintah mendorong percepatan pengembangan ekonomi rakyat melalui pengembangan UKM di daerah itu.
Dia mengatakan kebijakan penyaluran anggaran tersebut sejalan dengan panca program Pemerintah Timor Tengah Utara, untuk pengembangan sejumlah usaha dan kerajinan masyarakat di desa di kabupate tersebut.
Dia menyebutkan program pengembangan UKM tersebut, telah dilakukan sejak 2012 dan akan terus berjalan hingga semua desa, untuk pengembangan usahanya.
Raymundus mengatakan pada 2012 pemerintah bersama DPRD setempat telah menyalurkan anggaran untuk 24 desa dan selanjutnya pada 2013 bertambah untuk 36 desa lainnya dari keseluruhan 144 desa di daerah itu.
"Kita hanya fokus kepada pemerintah desa, karena dinilai paling membutuhkan pengembangan kelompok usaha berupa UKM di daerah itu," kata dia.
Dia menjelaskan bentuk bantuan anggaran itu akan difokuskan kepada kelompok perajin dan kelompok tani yang telah membentuk wadah usaha bersama untuk kepentingan pengembangan ekonomi kerakyatan di desa.
"Jadi sifatnya mendorong sejumlah kelompok usaha masyarakat yang sudah ada agar bisa lebih berkembang," katanya.
Selain memberikan bantuan keuangan tersebut, pemerintah juga terus melakukan pendampingan terhadap sejumlah usaha yang sedang dikembangkan, dengan pelatihan dan sosialisasi mendalam terhadap kegiatan yang digeluti.
"Kita turunkan juga tim teknis secara regular ke setiap desa dimana kelompok usaha berada," katanya.
Hingga saat ini, menurut Raymundus, rata-rata klasifikasi kelompok usaha yang sedang dikembangkan masyarakat di setiap desa yang sudah mendapatkan bantuan keuangan itu, berkaitan dengan pengembangan usaha pertanian, peternakan, dan sejumlah kerajinan rakyat, antara lain tenun ikat serta aksesori sebagai buah tangan khas yang bernuansa budaya.
"Kita berharap secara berjenjang dengan jalannya waktu, usaha masyarakat itu terus berkembang demi kepentingan ekonomi kerakyatan masyarakat kepada kesejahteraannya," kata Raymundus. M.H. Atmoko
Berita Terkait
Pemkab Bulukumba : Pemerintah desa mulai menerapkan transaksi non tunai
Kamis, 2 Mei 2024 5:51 Wib
Bawaslu Maros imbau masyarakat waspadai isu radikalisme Pilkada 2024
Selasa, 30 April 2024 18:44 Wib
Pemprov Sulsel ingatkan kabupaten/kota menyiapkan cadangan pangan
Senin, 29 April 2024 20:39 Wib
Polres Barru Sulsel ungkap penyelundupan 30 kilogram sabu
Senin, 29 April 2024 18:17 Wib
PJ Gubernur Sulsel: Pisang cavendish di dua kabupaten Sulsel telah berbuah
Minggu, 28 April 2024 15:35 Wib
Gempa Garut magnitudo 6,5 dirasakan hingga Sukabumi
Minggu, 28 April 2024 6:28 Wib
Bawaslu Sulsel berharap KPU profesional dalam perekrutan PPK dan PPS
Sabtu, 27 April 2024 23:51 Wib
Gempa bumi magnitudo 4,7 guncang Kabupaten Boalemo
Sabtu, 27 April 2024 13:39 Wib