Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menggandeng Pemerintah Kota Makassar untuk bekerja sama berkolaborasi mewujudkan Lorong Statistik melalui wadah lorong wisata dan pemberdayaan masyarakat di lorong-lorong agar dijadikan sebagai pusat pengembangan statistik.
"Tiba-tiba ide itu muncul dari Pak Wali. Kami bercerita, bagaimana mengembangkan kehidupan sosial di lorong-lorong, jadi muncul inovasi Lorong Statistik," ujar Kepala BPS Makassar Abdul Hafid, Selasa.
Pihaknya pun menyambut baik gagasan tersebut untuk selanjutnya berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar agar segera ditindaklanjuti, apalagi BPS memiliki program desa atau kelurahan cinta statistik.
"Dengan metode itu, sinergi dengan lorong statistik akan jauh lebih bagus terutama di Makassar," katanya usai bertemu Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di kediaman pribadi di Jalan Amirullah Makassar, Sulawesi Selatan.
Selain itu, Hafid siap mengakomodasi permintaan Wali Kota merilis angka pertumbuhan ekonomi per triwulan. Sebab, selama ini data pertumbuhan ekonomi secara triwulan dihasilkan BPS ke provinsi, sedangkan di kabupaten kota masih diupayakan hingga kini.
"Ini masih diupayakan sekarang, tetapi masih dalam bentuk latihan, belum dirilis. Pada waktunya nanti insya Allah akan dirilis. Pak Wali mengharapkan adanya data pertumbuhan ekonomi yang seiring dengan rilis dari BPS Provinsi (per tiga bulan)," katanya.
Ia mengemukakan, rilis data per triwulan tersebut memiliki kelebihan dibanding per tahun. Karena, secara umum pemerintah saat ini juga mengharapkan informasi statistik itu bisa diperoleh dan diakses lebih cepat.
"Rilis tahunan dipandang banyak hal yang bisa terjadi dan kurang termonitor menggunakan indikator pertumbuhan ekonomi. Dengan update triwulan maka treatment-nya bisa lebih cepat, harapan pemerintah seperti itu," tuturnya menambahkan.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dalam kesempatan itu mengatakan penting melakukan pendataan di lorong. Sebab, melalui upaya itu proses pendataan akan lebih detail. Termasuk, kata dia, mendata siapa saja yang mampu dan tidak mampu sehingga ada intervensi pemerintah lebih jauh.
Seperti, mengetahui status sosial masing-masing penduduk di lorong; mampu, kurang mampu. Dari situ, pemerintah dapat segera intervensi dalam pengentasan kemiskinan misalnya, jadi itu akan jauh lebih mudah.
Pria disapa akrab Danny Pomanto ini menuturkan telah beberapa kali berbicara mengenai data statistik. Ia menginginkan agar data pertumbuhan ekonomi dapat diperoleh setiap tiga bulan.
Oleh karena itu, langkah konkrit terhadap perekonomian di Kota Makassar dapat diantisipasi dengan baik. Pihaknya pun menargetkan pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar pada tahun ini bisa mencapai 6 persen.
Danny siap membantu survei dan perolehan data BPS terhadap semua elemen ekonomi di Makassar guna mendapatkan input data lebih cepat dan akurat.*