Makassar (ANTARA Sulsel) - Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Republik Indonesia menurut rencana akan menerbitkan instrumen investasi berupa Saving Bond Ritel (SBR) pada Mei 2014 yang bisa dimiliki masyarakat.
Dalam rangka penyebaran informasi mengenai SBR tahun 2014 Kementrian Keuangan telah melakukan pre-marketing ke sejumlah kota besar di tanah air yakni Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Bandung dan Makassar bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM).
Pre marketing SBR tahun 2014 di Makassar disampaikan oleh Kepala Seksi Pengembangan Instrumen dan Basis Investor Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan Anton Fairdian yang memberikan materi "Sekilas SBR 2014" dan Head of Fixed Income research PT Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto yang membawakan materi "The Smart Way to Save".
Penerbitan obligasi negara SBR 2014 selain penerbitan Obligasi Republik Indonesia (ORI) tersebut dilatarbelakangi keinginan pemerintah menggali sumber pembiayaan dari masyarakat dalam negeri dan memberikan instrumen investasi yang aman bagi masyarakat.
Sumber pembiayaan negara untuk mendanai sejumlah pembangunan sangat terbatas sedangkan pemerintah sudah trauma dengan hutan luar negeri yang sekarang ini telah mengalami defisit hingga Rp175 triliun, karena itu diciptakan instrumen investasi berupa ORI dan SBR tahun 2014.
Bagi masyarakat sendiri produk ini akan memperkaya opsi produk-produk investasi yang aman diluar produk yang sudah ada seperti saham, reksadana, obligasi swasta dan lain-lain.
Selain itu juga untuk membetengi masyarakat dari investasi "abal-abal" atau investasi "bodong" yang merugikan masyarakat, seperti saat ini yang dialami presenter kondang Ferdi Hasan yang rugi miliaran rupiah akibat salah berinvetasi.
Data yang dirilis oleh World Bank Financial Industries Index 2011 menunjukkan Financial Inclusion Indek atau melek finansial masyarakat Indonesia masih lebih rendah dengan sejumlah negara lainnya.
Angka melek finansial Indonesia masih pada kisaran 20 persen, Malaysia 66.7 persen, Philipina 26.5 persen, Thailand 77.7 persen, Vietnam 21.4 persen, India 35.2 persen, China 63.8 persen, Rusia 48.2 persen dab Brazil 55.9 persen.
Survei lain menyebutkan hanya terdapat 21,84 persen penduduk Indonesia yang tergolong memiliki literasi yang baik terhadap produk dan jasa keuangan.
Dari golongan strata sosial A hanya memiliki indeks literasi keuangan 51,6 persen. Sedangkan masyarakat strata sosial E hanya memiliki indeks literasi keuangan sekitar 28,4 persen.
Padahal secara rata-rata, indeks utilitas masyarakat Indonesia mencapai 59,76 persen yang berarti dari setiap 100 penduduk, terdapat 57 orang yang memanfaatkan produk barang dan jasa.
Sekilas SBR
Kepala Seksi Pengembangan Instrumen dan Basis Investor Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan Anton Fairdian mengatakan obligasi negara untuk investor ritel merupakan obligasi yang dijual ke perorangan melalui agen penjual yang bisa diperdagangkan maupun tidak.
Tujuan penerbitan obligasi negara untuk investor ritel adalah memperluas basis investor dalam negeri, menyediakan alternatif instrumen investasi, mendukung stabilitas pasar keuangan domestik, mewujudkan kemandirian pembiayaan pembangunan dan mendorong terwujudnya masyarakat yang berorientasi investasi menengah dan panjang.
Anton mengatakan SBR memiliki karakteristik tidak dapat diperdagangkan, kupon mengambang, minimum pembelian Rp5 juta dan maksimal Rp5 miliar serta tidak ada potensi capital gain.
Masa penawaran SBR 2014 akan dilakukan pada 2 Mei 2014 hingga 22 Mei 2014, dengan nilai nominal per unit Rp1 juta dan jatuh tempo 20 Mei 2016.
"Penetapan tingkat kupon untuk periode tiga bulan pertama (31 mei 2014 hingga 20 Agustus 2014) adalah sebesar tingkat bunga penjaminan simpanan LPS untuk bank umum dan "spread" yang akan ditetapkan menjelang penetapan kupon," ujar Anton.
Tingkat kupon akan disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo, sedangkan penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada tingkat suku bunga LPS ditambah xx bps.
Sedangkan Kepala Bursa Efek Indonesia Perwakilan Makassar, Fahim Amirullah mengatakan penjualan SBR di Makassar akan dilakukan oleh agen penjual dari beberapa bank dan tiga perusahaan sekuritas.
Sejumlah bank yang menjadi agen penjual diantaranya BCA, BNI, Bank ANZ, Bank Danamon, Standart Chartered Bank, BTN, BII dan Bank Panin.
"Mengenai minat masyarakat di Makassar belum diketahui karena sedikit berbeda dengan Obligasi Ritel Indonesia (ORI). SBR ini sifatnya dana `di-lock` sehingga tidak bisa ditransaksikan di pasar sekunder atau bursa, berbeda dengan ORI yang bisa ditransaksikan di bursa," katanya.
Namun demikian BEI Indonesia memberikan dukungan sebagai bentuk kepedulian dalam meningkatkan literasi keuangan di Indonesia.
"Kalau untuk ORI maupun sukuk ritel peminat cukup banyak terlihat dari pesanan agen penjual yang biasanya selalu oversubscribe bahkan sukuk ritel 06 pesanannya banyak yang ditunda," kata pengurus Indonesian Marketing Association (IMA) Perwakilan Makassar ini.
Keuntungan
Head of Fixed Income research PT Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto, mengatakan saving retail bond menawarkan kupon yang kompetitif dibandingkan dengan produk tabungan.
Handy mengatakan tingkat keamanan SRB tahun 2014 sama dengan Obligasi Republik Indonesia (ORI) yakni dijamin oleh pemerintah dengan resiko "default" sama dengan nol, sedangkan nol pokok investasinya tidak berkurang.
Sedangkan "tax benefits" sama dengan ORI, adapaun pajak bunga SBR tahun 2014 hanya 15 persen atau lebih rendah daripada deposito yang mencapai 20 persen.
"Hanya dengan investasi Rp5 juta, investor sudah bisa membeli saving bond ritel. Satu-satunya resiko, investor harus menunggu hingga jatuh tempo untuk mendapatkan dananya," katanya.
Sedangkan perbandingan struktur antara deposito, ORI dan saving bond retail adalah kalau jatuh tempo (tenor) deposito satu bulan hingga satu tahun, saving bond dua tahun, ORI antara tiga hingga lima tahun.
Bunga deposito "fixed to fload", saving bond rate sesuai Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sedangkan ORI tempo. Untuk pembayaran bunga antara deposito, saving bond dan ORI memiliki kesamaan yakni sama-sama bulanan. Kemudian deposito dan saving bond sama-sama tidak bisa diperdagangkan sedangkan ORI bisa diperdagangkan.
Bagi masyarakat yang ingin menaruh dana dalam bentuk deposito minimum penempatan Rp10 juta, sedangkan saving bond sama dengan ORI minimum penempatan Rp5 juta.
Untuk pajak deposito final 20 persen, sedangkan saving bond dan ORI sama yakni final 15 persen.
Handy memperkirakan "risk premium" kupon SBR-01 adalah 125bps diatas suku bunga LPS.
Skenario pertama, asumsikan suku bunga LPS 7.5 persen dua tahun yang akan datang, premium saving bond retail adalah 125bps diatas LPS rate dan reinvestasi kuponnya sama dengan bunga LPS. Investasi Rp5 milyar maka nilai setelah dua tahun adalah Rp5.98 miliar. Secara net setelah pajak menjadi Rp5.83 miliar.
Skenario kedua, asumsikan suku bunga LPS naik 175bps hingga dua tahun yang akan datang, premium kupon saving bond retail adalah 125 125bps diatas LPS rate dan reinvestasi kuponnya sama dengan suku bunga LPS. Investasi Rp5 miliar maka nilai setelah dua tahun adalah Rp6.15 miliar. Secara net setelah pajak menjadi Rp5.98 miliar.
Kesimpulannya saving bond retail menjembatani individu dari "saving society" ke "investment society", berinvestasi di saving bond dijamin nilai pokoknya tidak pernah berkurang dan imbal hasil akan selalu positif.
"Jika suku bunga naik maka imbal hasil saving bond akan ikut naik dan jika suku bunga turun, imbal hasilnya minimum akan sama dengan kupon pertamanya sehingga saving bond bisa dijadikan instrumen lindung nilai atau hedging," katanya. Zita Meirina
Berita Terkait
Pemerintah Indonesia menerbitkan Samurai Bond senilai Rp11,35 triliun
Minggu, 21 Mei 2023 17:19 Wib
Pemerintah Indonesia kembangkan konsep "blue bond" dukung pendanaan ekonomi biru
Selasa, 23 Agustus 2022 14:14 Wib
Film James Bond "No Time to Die" meraup Rp165 miliar di China
Minggu, 31 Oktober 2021 16:27 Wib
BNI jadi bank pertama di Indonesia terbitkan AT-1 Bond untuk penguatan modal
Senin, 4 Oktober 2021 11:19 Wib
Aktor Daniel Craig antusias jelang perilisan "No Time To Die" di bioskop
Selasa, 28 September 2021 10:08 Wib
Inalum terbitkan obligasi global bond 2,5 miliar dolar AS
Selasa, 12 Mei 2020 13:57 Wib
Pemerintah ungkap alasan pembatalan penerbitan surat utang khusus pandemi COVID-19
Jumat, 8 Mei 2020 14:37 Wib
PLN terbitkan global bond senilai 1,5 miliar dolar AS
Rabu, 6 November 2019 5:49 Wib