Maros (ANTARA) - Bupati Maros Chaidir Syam ikut turun tangan mengatasi musibah banjir yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan akibat dampak dari cuaca ekstrem yang melanda sebagian wilayah provinsi itu dalam tiga hari terakhir.
"Kita sudah menginstruksikan dan mengimbau kepada seluruh aparat, alhamdulillah kita dibantu oleh pihak kepolisian dan TNI," katanya saat meninjau titik pengungsian di Masjid Al Markaz Al Islami Maros, Rabu.
Chaidir bilang, bencana banjir terjadi sejak semalam dan pihaknya langsung memantau lokasi serta membuka posko pengungsian yang layak di beberapa titik sekaligus dilakukan asesmen.
"Jadi, di Masjid Al Markaz ada pengungsi sekitar 200 orang. Ini mengungsi warga di dalam masjid dan ada di beberapa tempat, semua kantor. Dari Kantor Camat, Kantor Koramil, Kantor Polsek. Semuanya yang layak jadi tempat mengungsi, kita akan buka," katanya.
Selain penyediaan lokasi pengungsian, disiapkan pula dapur umum di beberapa tempat dibantu partisipasi masyarakat sekitar.
"Alhamdulillah, ada juga yang memberikan dapur umum bagi warga yang mengungsi, dan Dinas Sosial menyuplai logistik ke sana," tuturnya.
"Cuma memang kondisi saat ini masih sesak di jalur poros, sehingga untuk mengangkut logisitik ke tempat pengungsian atau ke dapur umum yang terdekat terhambat, tapi kita lagi usahakan itu tembus," katanya lagi.
Mengenai dengan dampak banjir ekstrem yang menutup akses jalan Trans Sulawesi menghubungkan Maros ke daerah lain masih tertutup air setinggi 50-60 centimeter bahkan juga mengenangi kantor bupati, pihaknya telah meliburkan aktivitas perkantoran sementara.
"Hari ini perkantoran kita liburkan. Tetapi, untuk pelayanan puskesmas rumah sakit yang ada dokter tetap bekerja, kalau ada yang sakit nanti BPBD ambil tindakan untuk mengangkut atau lewat perahu karet ke rumah sakit atau puskesmas," ujarmya.
Selain itu juga telah disiagakan tim untuk turun ke lokasi pengungsian guna melakukan evakuasi bila diperlukan. Bila ada laporan di lokasi pengungsian warga sakit, maka langsung diturunkan tim Kesehatan melaksanakan penanganan medis.

Banjir juga merendam sejumlah kantor dinas termasuk Kantor Kementerian Agama di Maros. Ketinggian air mencapai dada orang dewasa atau sekitar 60 centimeter sejak tadi malam. Aktivitas perkantoran kini dihentikan sementara.
Sebelum ketinggian air naik pada Selasa (11/2) siang, pegawai ASN Kemenag Maros telah mengamankan sejumlah dokumen penting di atas meja. Namun, ketinggian air terus meningkat pada sore hingga malam seiring derasnya hujan.
Kendati demikian, ada delapan ASN Kemenag Maros bertahan di kantor semalaman dan tidak dapat pulang karena ketinggian air sudah meluber ke jalan poros hingga terjadi kemacetan sangat parah disebabkan akses terputus.
"Puncak banjir di kantor pada pukul 8 malam sampai pukul 3 dini hari," tutur Edy Wijaya, salah seorang ASN yang terjebak banjir di kantornya.
Kepala Kantor Kemenag Maros H Muhammad telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh jajaran bagi ASN rumahnya terdampak banjir tidak memaksakan diri ke ke kantor. Namun apabila banjir telah surut di kantor serta akses jalan dapat dilalui maka tetap berkantor, kecuali keadaan belum normal ASN tidak perlu berkantor.