Makassar (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (PI) wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulamapua) meminta petani, khususnya di Sulawesi Selatan, melakukan pemupukan berimbang guna meningkatkan hasil panen hingga mewujudkan swasembada pangan.
Senior Manager Pupuk Indonesia Wilayah Sulamapua Sukodim di Makassar, Sulsel, Senin, menyampaikan pemupukan berimbang dengan menggunakan pupuk organik dan pupuk anorganik menjadi penting untuk perbaikan unsur hara tanah.
"Jika kondisi tanahnya bagus, akan menghasilkan produksi pertanian yang bagus pula. Maka dari itu kami mendorong penggunaan pupuk organik pada petani agar hasil pertaniannya bisa meningkat," ujar Sukodim.
Pupuk Indonesia wilayah Sulamapua mencatat kuota pupuk subsidi jenis organik untuk Sulsel di 2025 sebanyak 71.492 ton di 2025. Jumlah ini meningkat signifikan dibanding 2024 yang hanya 14.538 ton.
Kendati demikian, tidak semua daerah di Sulsel mendapat kuota pupuk organik seperti Kabupaten Toraja Utara, Selayar dan Kota Parepare.
Sampai saat ini, kata Sukodim, sosialisasi pemupukan berimbang sudah dilakukan di Sulsel sebanyak 702 kali yang juga melibatkan para penyuluh pertanian di daerah.
Sukodim menyebut guna meningkatkan produktivitas hasil panen petani, Pupuk Indonesia memberikan edukasi kepada petani terkait praktek budidaya pertanian yang baik, terutama dari aspek pemupukan, di antaranya adalah layanan uji tanah gratis, sosialisasi penggunaan pupuk berimbang, dan demplot (demonstrasi plot).
Guna mewujudkan pemupukan berimbang, Pupuk Indonesia juga memberikan layanan uji tanah dan demplot kepada para petani agar bisa mengetahui kondisi tanah dalam pengembangan produksi pertanian.
"Kita telah lakukan layanan uji tanah pada 1.284 sampel, dan demplot di 170 titik," tambah Sukodim.
Adapun hasil demplot yang diperoleh yakni adanya peningkatan produktivitas sebesar rata-rata 29 persen untuk tanaman padi, dan 28 persen untuk tanaman jagung dibandingkan dengan kebiasaan petani sebelumnya.