Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat nilai tukar petani (NTP) pada Mei 2025 tercatat 122,54 mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen dibandingkan bulan sebelumnya pada April 2025 sebesar 121,64.
"Kenaikan ini mencerminkan membaiknya tingkat kesejahteraan petani secara umum yang disebabkan oleh meningkatnya harga yang diterima petani dibandingkan dengan harga yang dibayar untuk konsumsi maupun biaya produksi," ujar Kepala BPS Sulawesi Selatan, Aryanto di Makassar, Senin.
Dia mengatakan kenaikan NTP tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan yang lebih besar dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib).
Aryanto menyebut indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,75 persen sementara Ib naik sebesar 0,003 persen.
Seiring dengan itu, nilai tukar usaha pertanian (NTUP) juga menunjukkan peningkatan. Pada bulan Mei 2025, NTUP tercatat sebesar 126,74 atau naik 0,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Peningkatan NTUP ini mengindikasikan adanya perbaikan dalam usaha pertanian secara menyeluruh di wilayah tersebut.
NTP gabungan ini merupakan rata-rata dari lima subsektor pertanian utama. Pada bulan Mei 2025, NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 109,17.
Subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 116,84, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 174,77, Subsektor Peternakan (NTPT) sebesar 109,21, dan Subsektor Perikanan (NTNP) sebesar 112,92.
Dari lima subsektor pertanian tersebut, empat subsektor mengalami kenaikan NTP dibandingkan bulan sebelumnya.
Subsektor Tanaman Pangan meningkat sebesar 0,41 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan tertinggi sebesar 3,10 persen, kemudian Subsektor Peternakan dan Subsektor Perikanan masing-masing mencatat kenaikan sebesar 0,81 persen.
"Namun demikian, Subsektor Hortikultura mengalami penurunan NTP yang cukup signifikan, yaitu sebesar 8,83 persen," katanya.
Perkembangan ini menunjukkan dinamika yang beragam dalam sektor pertanian Sulawesi Selatan, dengan mayoritas subsektor mengalami perbaikan kesejahteraan petani, meskipun beberapa subsektor masih menghadapi tantangan harga dan produksi.