Mamuju (ANTARA) - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Barat mendorong pendidikan vokasi tenaga teknik kelistrikan untuk pemanfaatan sumber daya energi terbarukan cukup besar yang dimiliki daerah itu.
"Kami mendorong pendidikan vokasi tenaga teknik kelistrikan untuk mempersiapkan tenaga teknis lokal sehingga dapat mengelola energi terbarukan yang cukup besar di Sulbar," kata Pejabat Fungsional Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda Dinas ESDM Sulbar Farid Asyhadi, di Mamuju, Senin.
Itu disampaikan Farid saat menjadi narasumber pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK tingkat Provinsi Sulbar tahun 2025.
Provinsi Sulbar, kata Farid, memiliki potensi besar dalam pengembangan energi baru terbarukan, diantaranya potensi energi air, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) mencapai 1.500 megawatt.
Kemudian lanjutnya, energi surya sebesar 1.677 megawatt serta potensi biomassa dari limbah kelapa sawit sekitar 197,8 megawatt.
Namun katanya, pemanfaatan energi tersebut masih sangat rendah sebab saat ini kapasitas pembangkit yang aktif memanfaatkan energi air baru mencapai sekitar lima megawatt
"Tantangan terbesar kita adalah terbatasnya kuota pembangunan pembangkit yang dialokasikan oleh pemerintah pusat dan PLN. Padahal sejumlah investor sudah melakukan survei dan siap berinvestasi," terang Farid.
Kabar baik datang dengan diterbitkannya dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 oleh Menteri ESDM pada 26 Mei 2025.
RUPTL tersebut, menurut Farid membuka ruang bagi Sulbar untuk mengembangkan kapasitas pembangkit hingga 1.800 megawatt dalam 10 tahun ke depan, termasuk pembangunan PLTA, PLTM, PLTS, PLTB dan PLTBm.
"Ini peluang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulbar," katanya.
Namun peluang itu, menurut Farid, tidak akan berarti tanpa kesiapan dari sisi regulasi pemerintah daerah, seperti tata ruang provinsi, Rencana Umum Kelistrikan Daerah (RUKD) provinsi dan Rencana Detail Tata Ruang kabupaten/kota.
"Serta, Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) kabupaten/kota, dan yang terpenting adalah kesiapan tenaga kerja teknik lokal yang kompeten,” tegasnya.
Farid menekankan bahwa dukungan lintas sektor, khususnya kolaborasi antara Dinas ESDM dan Dinas Pendidikan, menjadi kunci dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten.
Apalagi tambahnya, saat ini terdapat sembilan SMK di Sulbar yang memiliki jurusan ketenagalistrikan.
"Kami berharap sekolah-sekolah dapat menyusun dan membagikan database siswa dan alumni jurusan ketenagalistrikan kepada Dinas ESDM. Ini akan sangat membantu ketika perusahaan pembangkit mencari tenaga kerja," kata Farid.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar Herdin Ismail menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mendukung pendidikan vokasi di Sulbar.
"LKS ini bukan sekadar lomba, tapi juga ajang membangun kepercayaan diri siswa dan mempersiapkan mereka masuk ke dunia kerja. Mari kita jalankan kompetisi ini dengan sportivitas tinggi dan menjadikannya sebagai jalan untuk menciptakan generasi muda yang berdaya saing," ujar Herdin Ismail.