Takalar (ANTARA) - Muhammad Yunus Dg Siama adalah salah satu pengrajin yang konsisten melestarikan pembuatan gerabah, sebuah tradisi warisan budaya yang telah ia geluti sejak tahun 1980-an.
Yunus meneruskan usaha nenek moyangnya dalam membuat gerabah secara tradisional di Desa Sandi, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar.
Pada 2019, ia berhasil meraih juara kedua dalam ajang pameran kerajinan di Istana Negara, yang mengharumkan nama Sulawesi Selatan.

Tempat pembuatan gerabah milik Muh Yunus tergolong sederhana, namun dipenuhi dengan berbagai produk hasil kerajinannya yang siap dipasarkan. Ia mengaku tidak memasarkan produknya secara luas, melainkan lebih mengandalkan pesanan yang datang dari berbagai daerah.
“Saya tidak menjual secara umum, tetapi selalu ada pesanan yang datang dari berbagai daerah,” ujarnya saat ditemui Jumat (4/10).
Menurut Yunus, Desa Sandi dulunya merupakan sentra pengrajin gerabah yang cukup berkembang. Namun, jumlah pengrajin di desa tersebut mengalami penurunan signifikan seiring berjalannya waktu.

"Dulu di sini banyak pengrajin, tapi sekarang mulai menghilang,” kata dia.
Selain menggeluti usaha kerajinan, Muh Yunus juga aktif membagikan pengetahuan dan keterampilannya. Berbagai institusi pendidikan, mulai dari kampus hingga sekolah, serta komunitas, rutin mengunjungi tempat kerajinannya untuk belajar langsung teknik pembuatan gerabah.
"Banyak yang datang belajar langsung ke sini, mulai dari mahasiswa hingga pelajar, bahkan komunitas,” jelasnya.

Yunus juga sering diundang sebagai narasumber dalam seminar maupun pelatihan kerajinan, yang menunjukkan pengakuan atas keahliannya di bidang tersebut. Dedikasi dan komitmennya menjadi bukti nyata pelestarian budaya lokal melalui seni kerajinan tangan.
Keberhasilan dan usaha pelestarian gerabah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan warisan budaya daerah.
“Dulu di sini banyak pengrajin, tapi sekarang mulai menghilang,” ujar Yunus, seraya menekankan pentingnya menjaga dan mengembangkan kerajinan tradisional agar tetap hidup.
Yunus menegaskan bahwa dirinya juga aktif berbagi ilmu, sering diundang untuk mengisi seminar maupun mengajar langsung pembuatan gerabah kepada berbagai kalangan.
“Saya sering isi seminar, atau diundang untuk ajar pembuatan gerabah,” katanya. Dengan semangat dan kerja keras, ia yakin kerajinan gerabah tradisional di Desa Sandi akan terus bertahan dan memberi manfaat bagi masyarakat.

