Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), masuk ajang Top Digital Awards 2025 lewat inovasi unggulan Layanan Online Terintegrasi Warga Makassar (Lontara+), salah satu inovasi di bidang transformasi digital pemerintahan.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin secara langsung memaparkan keunggulan dan dampak nyata aplikasi Makassar Super Apps tersebut dalam sesi wawancara penjurian tingkat nasional yang digelar oleh IT Works secara virtual dari Kota Makassar, Senin.
Munafri menjelaskan Lontara+ merupakan inovasi hasil penyatuan berbagai sistem digital yang sebelumnya tersebar di masing-masing perangkat daerah.
"Kami membangun sebuah sistem online atau aplikasi yang menggabungkan beberapa aplikasi yang ada sebelumnya di Pemkot Makassar, yang kami satukan ke dalam satu platform bernama Lontara," ujarnya di hadapan para juri.
Lontara menjadi wujud komitmen Pemkot Makassar untuk menghadirkan layanan publik yang mudah, cepat, dan terintegrasi, yang andalan dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efisien, transparan, dan akuntabel. Sinergi teknologi dan pelayanan publik dalam mempercepat terwujudnya kota digital yang smart city dan inklusif.
Dalam paparannya Munafri menjelaskan penamaan Lontara memiliki makna historis dan filosofis, dimana nama Lontara adalah aksara atau huruf Makassar yang telah digunakan sejak abad ke-16 dan masih hidup di tengah masyarakat Makassar hingga kini.
Sejak diluncurkan Juli lalu hingga Oktober 2025, tercatat 820 aduan yang masuk dari masyarakat. Dari jumlah tersebut 746 aduan telah ditindaklanjuti, 71 masih dalam proses, dan 3 aduan ditangguhkan.
Melalui satu aplikasi terpadu tersebut, pihaknya berharap masyarakat dapat mengakses berbagai layanan publik secara lebih cepat dan efisien, sekaligus memperkuat sistem kontrol pembangunan daerah.
"Kami berharap aplikasi ini bisa memberikan segala macam kemudahan untuk mengakses dan mengontrol proses pembangunan di Kota Makassar," ucapnya.
Kini aplikasi Lontara + telah masuk ke versi 2.0, setelah sebelumnya diluncurkan versi awal 1.0. Melalui versi terbaru ini, Pemkot Makassar telah mampu menerima umpan balik masyarakat secara langsung, yang otomatis diteruskan ke dinas terkait untuk segera ditindaklanjuti.
Sesi wawancara penjurian berlangsung sekitar 75 menit, terbagi dalam tiga tahap, yakni presentasi inovasi digital, pendalaman oleh dewan juri, serta penilaian nilai tambah yang memuat pandangan dan saran untuk pengembangan lebih lanjut.
Penjurian ini dimonitor secara virtual melalui Zoom Meeting dan direkam secara internal melalui kanal YouTube, khusus untuk kepentingan evaluasi dan penilaian dewan juri.

Pemkot Makassar masuk Top Digital Awards 2025 melalui inovasi Lontara+

Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin saat mengikuti sesi wawancara penjurian tingkat nasional terhadap layanan digital pemerintah yang digelar oleh IT Works secara virtual, dari Kota Makassar, Senin (3/11/2025). ANTARA/HO-Humas Pemkot Makassar
