Makassar (ANTARA Sulsel) - Sebanyak 20 rumah warga dan sebuah gedung sekolah yakni SD Inpres Parang di Lorong 1, 2 dan 7 Jalan Kakatua, Makasar, hangus terbakar dilalap si "jago merah".
"Dari informasi di lapangan diketahui, awal kebakaran dari rumah penjual bakso yang meledak kompornya," kata salah seorang warga Nurung yang rumahnya turut terbakar di Lorong 1 Jalan Kakatua, Makassar, Kamis.
Menurut dia, pada saat terjadi kebakaran sekitar pukul 10.30 Wita, warga setempat sebagian besar sudah berangkat ke tempat kerja dan juga ke sekolah. Hanya beberapa saja diantaranya yang beraktivitas di dalam rumah.
Saat mendengar ada teriakan jika terjadi kebakaran, lanjut dia, warga lorong 1, lorong 2 dan lorong 7 bergegas keluar rumah dan hanya menyelamatkan barang-barang seadanya, karena api dengan cepat merembet dari satu rumah ke rumah lainnya yang atap rumahnya sambung-menyambung.
"Hanya pakaian yang melekat di badan saja, sedang tetangga lainya hanya sempat mengambil kasur, kulkas dan televisi saja," katanya sambil sesegukan menangis.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Inpres Parang, Rahmat mengatakan, pada saat kejadian nahas itu, siswa-siswanya sedang berada di kelas.
"Melihat kepulan asap menjulang ke langit, kami segera menyerukan siswa keluar ruangan dan menjauhi sekolah yang sudah terbakar bagian atapnya," katanya.
Akibat kejadian itu, lanjutnya, tidak ada dokumen, berkas dan buku-buku perpustakaan yang dapat diselamatkan, karena pergerakan api sangat cepat.
Dalam kurang lebih sejam, puluhan rumah di tiga lorong Jalan Kakatua itu, termasuk sekolah bertingkat juga hangus terbakar. Sementara pemilik rumah yang rumahnya menjadi sumber kejadiaan nahas itu, sudah tidak berada di TKP. Menurut informasi di lapangan pemilik rumah itu sudah diamankan ke Polsek terdekat.
Isak-tangis warga di TKP tidak terbendung, apalagi beberapa anggota keluarganya pingsan karena "shock" dengan kejadian yang menimpanya, bahkan ada yang sempat dilarikan ke rumah sakit. Termasuk salah seorang petugas pemadam kebakaran, karena terjatuh dan mengalami luka. FC Kuen