Makassar (ANTARA Sulsel) - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Pemerhati Wisata Bahari mulai memasang `Mooring Buoy` atau penanda titik tertentu di perairan sebagai bentuk menjaga eksistem bawah laut
"Pemasangan 11 mooring buoy yang di tiga pulau ini seperti Pulau Samalona, Kodingareng Keke dan Barrang Caddi diharapkan mendapat respon positif seluruh pihak termasuk masyarakat kepulauan," kata Kepala Seksi Kelauatan dan Konservasi DKPP Sulsel, A Mallombasi Mappewali, Senin.
Dia mengatakan usai pelepasan tim memasang mooring bouy tersebut di dermaga Kampung Popsa, bahwa alat itu berupa pelampung yang ditambatkan pada dasar perairan dan telah disebar disekitar wilayah Spermonde Makassar.
"Ide tersebut bisa diikuti masyarakat yang berada di pulau-pulau lainnya di Sulsel. Ini dilakukan sebagai bentuk perkenalan kepada masyarakat yang bermukim di tiga pulau besar wilayah Kota Makassar," tambahnya.
Selain itu pihaknya memberikan apresiasi terhadap pemerhati wisata bahari, Andi Ilham Mattalata sebagai penggagas konservasi laut melalui mooring buoy juga ketua komunitas penyelam Popsa.
"Apa yang dilakukan pak Andi Ilham dan komunitas penyelam popsa sangat membantu pemerintah memberikan edukasi ke masyarakat. Kita berharap banyak pihak yang bisa memberikan dukungan dalam menjaga konservasi di Sulsel," ucapnya.
Diketahui DKPP Sulsel telah memberikan support anggaran untuk pembuatan mooring buoy ini karena ide papan bicara melalui mooring buoy dinilai sangat efektif dalam bentuk penyampaian pesan. Untuk Sulsel terdapat 315 pulau, sembilan pulau diantaranya ada di Makassar.
Sementara Andi Ilham Mattalata pada kesempatan itu menjelaskan sebanyak 11 mooring buoy diserahkan ke masyarakat kepulauan guna memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya menjaga habitat dan keberlangsungan aneka ragam hayati di wilayah perairan Makassar.
"Imbauan yang dipasang pada mooring buoy ini, mungkin satu-satunya dilakukan di Indonesia. Kami bersyukur karena Dinas Kelautan dan Perikanan baik provinsi maupun Makassar merespon usulan kita ini," papar Ilham.
Pihaknya berharap pelibatan masyarakat dalam pengelolaan mooring buoy di tiga pulau tersebut bisa memberikan pemahaman ke pemilik kapal agar tidak menggunakan jangkar saat masuk ke perairan spermonde Makassar.
"Jangkar sangat berbahaya karena bisa merusak habitat dan terumbu karang di lautan. Makanya kami memasang imbauan bagi warga dan pemilik kapal agar tidak menggunakan jangkar atau melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa merusak ekosistem di bawah laut," katanya.