Palu (ANTARA Sulsel) - Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) menutup sementara kegiatan mendaki Gunung Rorekatimbu karena alasan keamanan, kata Kepala Seksi Wilayah III Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Fery.
"Kami belum mengetahui kapan penutupan untuk kegiatan mendaki gunung tersebut berakhir," kata Fery di Danau Tambing, Kabupaten Poso, Senin.
Langkah menutup sementara kegiatan mendaki gunung semata-mata dilakukan demi keamanan dan keselamatan para pendaki karena wilayah itu merupakan salah satu titik operasi perburuan teroris yang dilakukan pihak TNI/Polri.
"Kami hanya diperintahkan untuk melarang sementara para pencinta alam melakukan kegiatan dimaksud," katanya.
Namun, Fery berjanji setelah sudah diperbolehkan, pihak TNLL sebagai pengelola kawasan Taman Nasional kembali membuka aktivitas mendaki gunung.
Dia mengaku beberapa waktu lalu ketika ada kasus pembunuhan beberapa warga yang diduga dilakukan para teroris pimpinan Santoso, obyek wisata Danau Tambing yang terletak pada ketinggian sampai 1.700 meter dari permukaan laut tersebut sempat sepi pengunjung.
Para wisatawan mancanegara (wisman) selama kurun waktu beberapa bulan tidak berani datang ke Danau Tambing yang merupakan obyek ekowisata paling menarik dan banyak dikunjungi wisatawan.
Fery mengatakan kunjungan wisman baru kembali meningkat pada Juni 2015 sampai sekarang ini.
Mendaki Gunung Rorekatimbu merupakan salah satu dari beberapa kegiatan yang ada di kawasan obyek wisata Danau Tambing.
Kegiatan-kegiatan menarik yang bisa dilakukan di sekitar obyek wisata itu antara lain pengamatan burung,memancing ikan danau, camping, mengamati berbagai pohon dan tumbuhan endemik seperti kayu leda, kayu hitam, kantong semar dan berbagai jenis tanaman anggrek yang sangat menarik bagi para wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Danau Tambing memiliki luas mencapai 6 hektare dikelilingi hutan yang hijau menjadi habitat berbagai jenis burung, termasuk sekitar 30 persen merupakan endemik hanya ada di lokasi Danau Tambing.
Selain Danau Tambing ada juga beberapa obyek wisata yang tidak kalah menarik dan banyak dikunjungi wisatawan, termasuk mancanegara seperti penangkaran maleo di Desa Saluki, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi.
Berikutnya, air panas di Desa Kadidia, Kecamatan Nokilalaki, Kabupaten Sigi, benda-benda purbakala (patung) mengalit Lembah Besoa dan Bada di Kabupaten Poso.
"Semua obyek wisata itu dalam beberapa tahun terakhir banyak dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara," kata Fery.
Berita Terkait
Polisi amankan puluhan mahasiwa peserta aksi pada Hardiknas di Makassar
Kamis, 2 Mei 2024 23:23 Wib
Kapolda menjamin keamanan lingkungan pendidikan di Sulbar
Kamis, 2 Mei 2024 18:21 Wib
Sekda Bulukumba : Kemajuan pendidikan terus meningkat hingga ke pelosok
Kamis, 2 Mei 2024 16:04 Wib
BPS : inflasi Sulsel per April 2024 lebih rendah dari nasional
Kamis, 2 Mei 2024 15:59 Wib
DPRD terus mendorong perbaikan sistem pendidikan di Sulsel
Kamis, 2 Mei 2024 14:32 Wib
Menaker meluncurkan Program K3 Nasional 2024-2029
Kamis, 25 April 2024 13:53 Wib
Kompolnas minta atasan lima oknum polisi terlibat narkoba turut diperiksa
Selasa, 23 April 2024 10:10 Wib
Tiga Menteri mendampingi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Sulbar
Senin, 22 April 2024 20:35 Wib