Makassar (Antara Sulsel) - Tim Basarnas gabungan kembali memperluas pencarian sisa satu korban yang tenggelam bersama perahu Jollor Kapal Motor (KM) Cahaya Irna di Perairan Topejawa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, pada Jumat 3 Februari 2017.
"Dari sembilan korban ditemukan semua meninggal dunia, masih ada satu korban lagi masih dicari dan terindetifikasi bernama Hj Adda. Tim penyelamat telah mempeluas daerah untuk pencarian korban esok hari," kata Kepala Basarnas Makassar Amiruddin saat dikonfirmasi, Sabtu malam.
Saat ini sudah teridentifikasi korban kapal tenggelam yang meninggal dunia ditemukan tim penyelamat sebanyak sembilan orang yakni Sakri alias Sattu (10), Daeng Tarring, Hj Daeng Kebe, Darmawan, Daeng Tayyu, Wargana, Daeng Nantang, Daeng Tombing, dan Sinara.
Diberitakan sebelumnya, ada tujuh korban dinyatakan ditemukan meninggal dunia, namun kemudian bertambah dua orang saat ditemukan pagi tadi, sehingga berjumlah sembilan orang. Sedangkan Hj Adda masih belum ditemukan.
Diketahui, jumlah korban total sebanyak 10 orang, sementara yang selamat sebanyak 21 orang dengan jumlah penuh penumpang kapal naas itu sebanyak 31 orang penumpang. Sebelumnya, empat orang yang dinyatakan hilang akhirnya ditemukan tim penyelamat dalam keadaan tidak bernyawa.
Berdasarkan data, 21 orang dinyatakan selamat tersebut, yakni pemilik kapal Daeng Ngawing, Nahkoda Daeng Mamming, Sirajuddin Daeng Gassing, Mansur Daeng Nassa, Deang Muntu, Daeng Sarrro, Daeng Amiri, Daeng Nutta dan Bermianto.
Selanjutnya, Daeng Taba, Daeng Nanring, Daeng Tiro, Daeng Jallang, Hj Tene, Daeng Nuntung, Farida Daeng Caya dan Daeng Laja, Daeng Bonto, Lala Mandal, Abdul Malik dan Aziz.
Sementara itu, Tim DVI (Disaster Victim Identification) Biddokkes Polda Sulawesi Selatan diturunkan untuk membantu mengidentifikasi korban meninggal dunia atas tenggelamnya kapal motor Cahaya Irna di Topejawa Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, pada Jumat lalu.
Tim identifikasi dipimpin langsung Kaur DVI Kompol dr Fajar Alamsyah, Paur DVI AKP Abd Rahman dan teknisi forensik Bripka Sultan, Bripka Mubarak, Brigadir Jamaludin, Brigadir Hasran, Ur Kes Polres, dan Inafis Polres langsung berkoordinasi dengan Kapolres Takalar guna pelaksanaan Operasi DVI.
Satuan ini kemudian membuka Posko Ante Mortem (pelaporan data korban hilang dengan mengumpulkan data sidik jari, foto, data gigi, property dan dokumen pendukung) di Topejawa.
Posko post mortem (pemeriksaan jenazah) ditempatkan di RSUD H Padjonga Daeng Ngale, Kabupaten Takalar. Dari data yang dikumpulkan tim DVI Biddokes Polda Sulsel dari data korban kapal tenggelam KM Cahaya sampai dengan saat ini berjumlah 31 orang.
"Korban selamat 21 orang saat ini sudah berada di rumahnya. Sedangkan korban meninggal dunia sembilan orang kesemuanya telah teridentifikasi dari data sidik jari dan data gigi geligi dan ciri medis. Jenazah sudah diambil pihak keluarganya masing-masing untuk dimakamkan," kata Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani.
Sebelumnya, Kapolres Takalar AKBP Iskandar mengatakan berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya, kapal tersebut meninggalkan dermaga Pelabuhan Takalar Lama, Kecamatan Mappakasunggu, pada Jumat (3/2) dalam kondisi hujan deras sekira pukul 13.00 WITA dengan memuat penumpang puluhan penumpang.
"Saat berlayar beberapa mil, kapal dihantam ombak tinggi membuat KM tersebut oleng, beberapa saat kemudian air mulai masuk ke lambung kapal karena pecah diterjang ombak keras," katanya.
Tidak berlangsung lama, kapal dilaporkan itu terbalik dan tenggelam sekitar 300 meter dari tepi pantai Dusun Lamangkia, Desa Topejawa, Kecamatan Manggarabombang, Takalar, sekira pukul 14.00 WITA.
Pemilik perahu Daeng Ngawing awalnya bermaksud kembali ke pesisir dengan melihat kondisi yang sangat sulit dan panik, dengan memerintahkan nahkoda memutar haluan, tetapi naas kapal tersebut kembali terbentur ombak besar hingga mengenai lambung perahu membuatnya pecah dan terbalik.