Makassar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, Sulawesi Selatan memperkuat patroli laut dan peringatan dini menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi meningkat di wilayah Kota Makassar, baik di daratan maupun perairan laut.
Kepala BPBD Makassar Muhammad Fadli di Makassar, Minggu, mengatakan patroli laut merupakan langkah antisipatif, sekaligus menjadi upaya dalam menyampaikan imbauan dan peringatan dini kepada masyarakat terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat membahayakan keselamatan.
"Kami lakukan juga patroli laut, siaga menyampaikan imbauan, khususnya bagi nelayan, pelaku wisata bahari, serta pengguna transportasi laut dan aktivitas wisata perairan. Dan petugas BPBD tetap siaga di pesisir," ujarnya.
Fadli menyampaikan, informasi cuaca terbaru yang diterimanya, wilayah perairan selat Makassar berpotensi mengalami kondisi cuaca ekstrem yang cukup berisiko.
Potensi tersebut meliputi angin kencang dengan kecepatan berkisar hingga 14 knot serta gelombang laut tinggi yang dapat mencapai sekitar 3 meter.
"Kondisi cuaca ini sangat berbahaya dan berpotensi mengancam keselamatan jiwa serta sarana pelayaran. Oleh karena itu, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya nelayan, pelaku wisata bahari, dan pengguna jasa transportasi laut, untuk sementara waktu menghindari aktivitas di wilayah perairan," katanya.
BPBD Kota Makassar juga mengingatkan masyarakat agar tidak memaksakan diri untuk melaut maupun melakukan kegiatan wisata di perairan selama cuaca ekstrem berlangsung.
Selain itu, warga pesisir diminta untuk mengamankan perahu, kapal kecil, dan perlengkapan melaut lainnya agar terhindar dari kerusakan akibat gelombang tinggi dan angin kencang.
"Masyarakat diharapkan terus memantau informasi cuaca resmi dari instansi terkait serta mengikuti arahan petugas di lapangan demi keselamatan bersama," tambahnya.
Sebagai bentuk kesiapan menghadapi kemungkinan situasi darurat, BPBD Kota Makassar telah menyiapkan dua unit perahu karet rescue standar BPBD yang siap digunakan untuk operasi penyelamatan dan evakuasi apabila dibutuhkan.
BPBD Kota Makassar juga membuka layanan darurat dan pengaduan bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan atau ingin melaporkan kondisi darurat akibat cuaca ekstrem.
Layanan tersebut dapat diakses melalui nomor darurat 112, aplikasi Lontara+, serta layanan BPBD Kota Makassar di nomor 081551121112.
"Pemerintah Kota Makassar mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, mengutamakan keselamatan, serta bersama-sama mengantisipasi dampak cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi," tutur dia.
Berdasarkan rilis resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebanyak 12 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan berpotensi mengalami curah hujan tinggi dalam beberapa waktu ke depan.
Daerah tersebut meliputi Kabupaten Bantaeng, Barru, Bone, Bulukumba, Gowa, Jeneponto, Maros, Pangkep, Sinjai, Soppeng, Takalar, serta Kota Makassar.
Dari wilayah yang diprediksi terdampak, sebagian telah masuk dalam kategori waspada, siaga, hingga awas, sehingga memerlukan perhatian dan langkah antisipasi yang serius.
Kondisi cuaca ekstrem ini dinilai sangat rawan memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor, terutama di daerah dengan topografi perbukitan dan kawasan aliran sungai.
Karena itu, sejumlah daerah yang masuk status siaga patut mendapatkan kewaspadaan lebih, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat.
Kesiapsiagaan dini, koordinasi lintas sektor, serta peningkatan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam meminimalkan risiko dan dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem tersebut.

