Kupang (Antara Sulsel) - Masyarayat adat terpencil di kampung Bonmuti, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur mengharapkan pemerintah membangun rumah layak huni serta akses jalan raya menuju Bonmuti yang berbatasan dengan Ambenu, Timor Leste.
"Kondisi kehidupan kami sangat memprihatinkan karena tidak ada akses transportasi menuju kampung tradisional ini. Rumah yang kami tempati masih beratap alang-alang dan berlantai tanah," kata tokoh masyarakat adat Bonmuti, Arnoldus Nailius ketika ditemui di Bonmuti, Jumat.
Kampung lama Desa Bonmuti berada di bawah lembah gunung Mutis dan berada tidak jauh dari Ambenu, Timor Leste. Untuk menjangkau kampu tradisional itu harus menempuh perjalanan selama 18 jam dari Kupang dengan melintasi empat sungai.
Kondisi kampung tua Bimoti yang sangat terpencil itu dihuni 100 kepala keluarga dengan jumlah penduduk sebanyak 200 jiwa.
"Kita sangat mengharapkan bantuan dari bapak Presiden Joko Widodo untuk membantu pembangunan rumah layak huni bagi warga masyarakat terpencil di Bonmuti ini termasuk membuka akses jalan raya menuju kampung Bonmoti yang berbatasan dengan negara Timor Leste ini," kata Nailius.
Ia mengatakan, sudah ratusan tahun masyarakat Bonmuti hidup dalam kondisi terisolir dari akses transportasi dan komunikasi sehingga sangat tertinggal dengam desa-desa lainnya di Kabupaten Kupang.
"Sudah sejak lama kami merindukan jalan raya, karena tidak ada akses jalan raya sehingga kami sulit menjual hasil bumi, padahal daerah ini memiliki hasil bumi yang melimpah seperti kopi, Madu, Jeruk, Kemiri dan beras," kata Nailius.
Hal senada dikatakan Kepala Desa Bonmuti, Daud Daniel Neno bahwa kampung Bonmuti lama sangat terisolir dari aspek transportasi dan komunikasi sehingga dibutuhkan adanya akses jalan jalan raya agar kehidupan masyarakat dikawasan perbatasan dengan negara Timor Leste ini menjadi lebih baik.
Ia menjelaskan, masyarakat Bonmuti tidak ingin pindah dari kampung tradisional ini karena sumber kehidupan mereka berada di daerah ini.
"Mereka memiliki hasil bumi yang melimpah namun tidak bisa dijual ke luar karena akses transportasi ke daerah ini sangat sulit, sehingga hasil bumi digunakan untuk makan," kata Neno.
Ia mengatakan, akibat kondisi wilayah yang sangat terisolir itu sehingga anak-anak berusia sekolah di kampung ini mengurungkan niat untuk bersekolah.
"Banyak anak-anak usia sekolah tidak melanjutkan sekolah di kampung ini," kata Neno.
Berita Terkait
594 warga terpencil di Sulbar menikmati listrik PLN 24 jam
Sabtu, 9 Maret 2024 7:34 Wib
Bupati Luwu Utara melepas penyaluran logistik pemilu ke kecamatan terpencil
Selasa, 6 Februari 2024 16:05 Wib
Pj Gubernur Sulsel : logistik Pemilu 2024 di wilayah terpencil sudah siap
Sabtu, 6 Januari 2024 12:36 Wib
Ratusan keluarga mulai menikmati listrik PLN di Wakatobi
Minggu, 31 Desember 2023 0:38 Wib
PLN hadirkan listrik 24 jam di 6 dusun terpencil di Kabupaten Wajo
Kamis, 9 November 2023 22:38 Wib
BKKBN Sulsel dan Pemkab Barru berikan layanan KB gratis di desa terpencil
Sabtu, 16 September 2023 0:59 Wib
Semangat juang pelayan kesehatan di daerah terpencil Kabupaten Maros
Kamis, 31 Agustus 2023 16:24 Wib
BRI perkuat perekonomian daerah terpencil lewat BRIlink
Rabu, 28 Juni 2023 5:31 Wib