Makassar (Antara Sulsel) - Badan Metereogi, Klimatogi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengimbau, masyarakat Sulawesi Selatan agar tetap waspada dengan perubahan cuaca yang buruk selama dua pekan terakhir, mengingat hujan mengakibatkan sejumlah daerah terendam banjir.
"Masyarakat dihimbau selalu waspada akan perubahan cuaca baik banjir maupun bencana longsor. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat di wilayah Indonesia," kata Kepala Sub Bidang Pelayanan dan Jasa BMKG Wilayah IV, Sujarwo di Makassar, Senin.
Menurutnya kondisi cuaca di Sulsel bervariasi, dan daerah yang dapat diwaspadai dengan intesitas hujan masih tinggi di wilayah Sulsel yakni pada bagian Timur, Utara maupun Selatan.
Daerah ini masih diprediksi mengalami hujan sedang dan lebat sehingga diperlukan kewaspadaan. Sementara pada wilayah Barat memasuki masa priode kemarau seperti di Barru, Pangkep, Pare-pare dan sekitarnya.
Untuk daerah Timur seperti di Kabupaten Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Toraja, Toraja Utara dan Enrekang dengan intensitas hujan masih tinggi dan sangat rawan akan tanah longsor.
Sedangkan wilayah Utara seperti di Kabupaten Soppeng, Wajo dan Sidrap, daerah ini masih rawan akan banjir bisa saja disebabkan melupanya sungai-sungai yang ada di wilayah tersebut.
Sementara wilayah Selatan seperti di Kabupaten Bulukumba, Bantaeng, Sinjai dan Bone diperkirakan intesitas hujan masih tinggi di daerah itu, dan rawan akan banjir susulan yang sebelumnya merendam Kabupaten Bulukumba pekan lalu.
"Kota Makassar dan Maros juga Gowa intensitas hujan ringan, tetapi masyarakat diimbau tetap waspada karena cuaca dapat berubah-ubah salah satu faktornya karena perubahan iklim dan pemanasan global," tambahnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Pusat, Yunus S. Swarinoto mengatakan kendati hujan diperkirakan akan berakhir pada Mei lalu, namun semua berubah, hal itu disebabkan peningkatan curah hujan di awal bulan Juni 2017 dipicu adanya pergerakan gelombang atmosfer sepanjang khatulistiwa yang dikenal sebagai Madden Julian Oscillation (MJO).
Diprediksi gelombang tersebut masih terus merambat ke wilayah timur Indonesia sampai lima hari ke depan, sehingga memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
Selain memicu hujan lebat, fenomena ini menyebabkan munculnya potensi angin kencang di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
Gelombang tinggi juga terjadi di beberapa perairan Indonesia seperti Laut Banda, Laut Arafuru, Laut Timor, Perairan Selatan Jawa hingga Pulau Sumba dengan ketinggian berkisar 2-4 meter.
Diperkirakan akan terjadi peningkatan curah hujan disertai peluang kejadian angin kencang serta gelombang tinggi.
Sehingga, masyarakat di wilayah ini patut waspada seperti di Provisi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Papua.
"Masyarakat dihimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan jalan licin," katanya.
Berita Terkait
BMKG terbitkan 14 daerah berstatus waspada dampak cuaca ekstrem termasuk Sulsel
Sabtu, 11 Mei 2024 9:58 Wib
Dinkes Sulsel: Dilakukan pemeriksaan kesehatan berlapis bagi CJH
Sabtu, 11 Mei 2024 0:27 Wib
Pemprov Sulbar tingkatkan kompetensi pengelola koperasi kembangkan usaha
Jumat, 10 Mei 2024 22:12 Wib
Kemenkumham Sulsel semangati jajaran UPT wujudkan WBK
Jumat, 10 Mei 2024 22:09 Wib
KPU umumkan 156 calon PPK lolos tes tertulis untuk Pilkada Makassar
Jumat, 10 Mei 2024 21:02 Wib
Unhas berangkatkan tim ketiga dan bantuan logistik bagi korban bencana ke Luwu dan Sidrap
Jumat, 10 Mei 2024 20:13 Wib
Polri-TNI evakuasi warga stroke dari wilayah terisolasi di Luwu Sulsel
Jumat, 10 Mei 2024 20:11 Wib
Mensos Risma apresiasi penanganan bencana banjir dan longsor di Sulsel
Jumat, 10 Mei 2024 19:00 Wib