Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat mendorong hasil olahan pangan lokal daerah itu menggunakan prinsip beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk dikonsumsi.
Upaya tersebut dilakukan melalui Festival Pangan Lokal Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) yang dilaksanakan di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Majene, di Majene, Senin.
Kadis Ketahanan Pangan Kabupaten Majene Hamzah Djamaluddin mengatakan, Festival Pangan Lokal B2SA itu digelar untuk memacu konsumsi pangan berkualitas dengan memanfaatkan kemandirian pangan lokal.
"Kegiatan ini dilaksanakan atas kerja sama dengan TP PKK Kabupaten Majene. Peserta lomba terdiri dari 40 orang yang tersebar di delapan kecamatan. Masing-masing kecamatan diikuti lima orang," kata Hamzah Djamaluddin.
Ia berharap, melalui kegiatan itu akan lahir kreativitas inovasi pangan lokal, namun bersifat komersial.
"Diharapkan ibu TP PKK kecamatan, kelurahan dan desa agar bisa memanfaatkan pangan lokal, yang diolah dan bernilai komersial serta dapat dijual. Hasil dari lomba ini tentu bisa dijual yang meningkatkan taraf ekonomi keluarga," papar Hamzah Djamaluddin.
Bupati Majene Fahmi Massiara yang membuka acara tersebut mengatakan, perlu untuk membangun kemandirian pangan lokal dan pelestarian sumber daya alam, dengan memanfaatkan hasil potensi alam daerah, semisal jagung, singkong, ubi jalar, pisang, sukun dan lainnya yang tersebar di seluruh kecamatan.
"Dengan proses pengolahan menjadi bahan pangan fungsional yang mengandung berbagai nutrisi dan mampu meningkatkan kualitas konsumsi pangan," ujar Fahmi Massiara.
Fahmi berharap kepada Tim Penggerak PKK kabupaten, kecamatan dan desa serta organisasi wanita yang ada, dapat memasyarakatkan pentingnya konsumsi pangan beragam, bergizi dengan mengutamakan sumberdaya pangan lokal.
"Kepada seluruh masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga diharapkan dapat memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan," harap Fahmi Massiara.
Sementara Ketua TP PKK Majene Fatmawati Fahmi mengingatkan agar para juri lomba memberikan penilaian seobjektif mungkin dan tidak ada unsur lain, yakni sesuai dengan indikator yang termuat dalam juknis.
"Penilaiannya harus sesuai juknis, karena setelah ini kita akan bertanding ke tingkat provinsi, sehingga harus dipersiapkan dengan matang," jelas Fatmawati.