Gresik, Jatim (ANTARA) - Petrokimia Gresik meresmikan Dermaga C dengan nilai investasi sekitar Rp300 miliar untuk mengurai kepadatan bongkar muat, sekaligus mengurangi waktu tunggu sandar kapal (dwelling time) di pelabuhan utama Petrokimia Gresik, Jawa Timur, Jumat.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi di Gresik mengatakan, dermaga dengan kapasitas bongkar-muat 1,5 juta ton per tahun itu juga dibangun untuk mendukung aktivitas bongkar-muat produk gypsum dari PT Petro Jordan Abadi (PJA) dan Pabrik Asam Fosfat II Petrokimia Gresik yang telah berproduksi pada kapasitas maksimal.
Keberadaan dermaga baru, kata dia, merupakan proyek pengembangan yang telah ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) perusahaan, sebagai salah satu jawaban Petrokimia atas tantangan masa mendatang.
"Keberadaan dermaga ini merupakan langkah strategis keberlangsungan bisnis Petrokimia dalam menyediakan dan mendistribusikan produk, baik pupuk maupun non-pupuk, untuk mendukung program Ketahanan Pangan Nasional, dan sebagai penyedia solusi bagi sektor agroindustri," kata Rahmad, dalam keterangan persnya.
Peran Dermaga C, kata dia, menjadi semakin vital lantaran dalam program transformasi bisnis, penjualan ekspor menjadi salah satu prioritas kinerja perusahaan, sehingga Dermaga C adalah wujud komitmen perusahaan menyongsong target sebagai market leader dan dominant player untuk mendukung sektor agroindustri.
"Dengan beroperasinya dermaga ini, Petrokimia total memiliki empat dermaga yang seluruhnya berada di Gresik, yaitu pelabuhan utama atau Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS), dermaga batu bara, construction jetty, dan Dermaga C, dengan total kapasitas bongkar-muat mencapai 9 juta ton per tahun," katanya.
Sebelumnya dalam proses pembangunan dermaga, Petrokimia menggandeng PT Adhi Karya selaku kontraktor, dan mulai dikerjakan pada 16 Desember 2017 hingga 9 Desember 2019 atau 720 hari kalender.
Dermaga baru yang dibangun dengan dimensi 432 meter x 27 meter itu selama pengerjaan proyek berjalan dengan baik dan mengedepankan faktor biaya, kualitas, hingga waktu.
Rahmad menjelaskan, pengembangan pelabuhan sangat penting, mengingat kapasitas produksi Petrokimia Gresik terus meningkat, dan saat ini telah mencapai 8,9 juta ton per tahun, dan masih akan terus bertambah pada tahun mendatang.
"Dan alhamdulillah, proyek bisa selesai atau 34 hari lebih cepat dari rencana awal," katanya.
Berita Terkait
Presiden Jokowi kunjungan kerja ke Jatim resmikan sejumlah infrastruktur
Kamis, 14 Desember 2023 10:08 Wib
Ketua DPR RI harapkan smelter Gresik dapat rampung pada 2024
Senin, 11 Desember 2023 6:55 Wib
Tim putri Petrokimia Gresik juarai Livoli Divisi Utama 2023
Minggu, 10 Desember 2023 6:01 Wib
Grand final Livoli 2023- Tim putri TNI AU adu permainan kontra Petrokimia
Sabtu, 9 Desember 2023 11:57 Wib
Presiden Jokowi akan meninjau smelter Freeport dan pabrik foil tembaga di Gresik
Selasa, 20 Juni 2023 15:22 Wib
Karantina Pertanian Mamuju restui pengiriman palm karnel ke Gresik
Minggu, 28 Mei 2023 0:15 Wib
Proliga 2023 - Tim putri Petrokimia kalahkan PLN Mobile
Minggu, 8 Januari 2023 5:59 Wib
Proliga 2023: Bandung bjb vs Gresik Petrokimia di laga pembuka
Kamis, 5 Januari 2023 10:01 Wib