Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Puskom Kemhan) Brigadir Jenderal TNI Totok Sugiharto mengatakan Kemhan akan menggelar Rapat Pimpinan pada 23 Januari pekan depan.
Ia mengajak awak media ikut hadir meliput acara Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan Kamis pekan depan itu saat membuka acara silaturahmi media di Gedung Kemhan Jakarta, Kamis.
"23 Januari ini Kemhan akan melaksanakan Rapim. Silakan rekan-rekan media sekalian bisa hadir," ajak Totok kepada puluhan awak media yang hadir dalam acara Silaturahmi Kemhan bersama Media.
Totok menambahkan, Rapim Kemhan pekan depan akan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju.
"Insya Allah akan dihadiri Presiden dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju," kata Totok.
Dalam kesempatan itu, Totok juga memperkenankan Staf Khusus bidang Komunikasi Publik untuk Menteri Pertahanan dan Wakil Menteri Pertahanan untuk menyapa awak media.
"Ini adalah sesi pertama kita berkumpul bersama. Pak Totok dalam bidang Kehumasan dan saya dan pak Doni dalam bidang Komunikasi Publik," ujar Staf Khusus bidang Komunikasi Publik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak kepada awak media.
Dahnil menyampaikan keinginan Kementerian Pertahanan menggelar lebih banyak lagi pertemuan dengan media, bahkan ada rencana diskusi rutin bersama media dalam rangka membahas isu-isu geopolitik dan geostrategis.
"Saya sudah ngobrol dengan teman Humas dan minta approval dengan Pak Prabowo terkait ini. Kami ingin membuat diskusi rutin dengan teman media," ujar Dahnil.
Dahnil mengatakan acara diskusi rutin tersebut adalah salah satu bentuk strategi komunikasi publik yang akan lebih digiatkan lagi oleh Kemhan agar informasi mengenai pemerintah terutama bidang pertahanan bisa sampai kepada publik secara proporsional dan benar.
"Kami ingin mendesain, yang saya sebut ada gap antara teman-teman yang merepresentasikan publik dan kami di dalam yang merepresentasikan pertahanan. Gap ini yang ingin kami jawab. Jadi kalaupun informasi yang negatif misalnya, itu dipastikan tidak mengganggu pertahanan dan keamanan kita," ujar Dahnil.