Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat, meningkatkan pengawasan terhadap ketersediaan stok dan harga elpiji ukuran 3 kilogram di tengah masa tanggap darurat COVID-19 di daerah itu.
Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa, Rabu menyampaikan bahwa bagi para konsumen elpiji ukuran 3 kilogram wajib menyertakan Kartu Keluarga (KK) saat melakukan pembelian.
"Ini untuk menghindari pembelian secara massal oleh satu orang tertentu," kata Agus Ambo Djiwa.
"Jadi, wajib menyertakan KK kalau mau beli LPG 3 kilogram agar tidak terjadi kelangkaan. Kami juga dengan pihak Kepolisian dan TNI aktif melakukan pemantauan ketersediaan bahan kebutuhan pokok serta mengantisipasi adanya penimbunan," tambahnya.
Bupati juga menyampaikan bahwa untuk mengantsipasi kelangkaan bahan kebutuhan pokok selama empat bulan ke depan, pihaknya telah menginstruksikan semua kepala desa memanfaatkan lahan kosong dengan menanam umbi-umbian, pisang, jagung, sayur-sayuran dan tanaman sebagai sumber bahan pokok lainnya.
"Saya akan mengeluarkan edaran untuk para kepala desa agar memanfaatkan lahan kosong, mengantisipasi kelangkaan bahan pangan," kata Agus Ambo Djiwa.
Terkait upaya pencegahan COVID-19, ia menyampaikan pihaknya masih terus melakukan pembatasan akses masuk di perbatasan Pasangkayu.
Untuk kapal asing yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Baku Pemkab Pasangkayu lanjutnya, telah menetapkan standar operasioanal prosedur (SOP).
"Jadi untuk kapal asing yang bersandar, kami tidak biarkan ABK-nya turun ke dermaga, tapi nanti tim perusahaan yang ke sana dan menyetok kebutuhan mereka. Para ABK juga kami screening," jelas Agus Ambo Djiwa.
Saat ini Pemkab Pasangkayu memiliki alat pelindung diri sebanyak 77 set dan rapid test sebanyak 300 buah.
"Jadi kami telah melakukan semua upaya pencegahan yang diinstruksikan oleh pemerintah pusat," kata Agus Ambo Djiwa.

