Makassar (ANTARA) - Pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal-Fadli dengan akronim Dilan akhirnya melaksanakan deklarasi secara virtual di tribun lapangan Karebosi, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin malam.
Meski dilaksanakan secara terbatas dengan penerapan protokol kesehatan di tengah pandemi Coronavirus Disease (COVID-19), namun deklarasi tersebut berjalan lancar dan dihadiri seratusan tamu undangan termasuk tiga pimpinan partai politik pengusung pasangan doktor dan dokter itu sekaligus memperkenalkan visi 'Makassar Kota Sombere'.
Syamsu Rizal saat deklarasi menjelaskan, Kota Sombere yang dimaksud adalah menciptakan tatanan sosial kemasyarakatan yang mengedepankan kesejahteraan sosial. Kota Makassar ramah dan nyaman serta memiliki daya saing tinggi. Di dalam Kota Sombere, masyarakatnya hidup sehat, produktif, mandiri, plural dan inklusif.
"Visi kami adalah Makassar Kota Sombere. Kita ingin menghadirkan tatanan sosial kemasyarakatan yang mengedepankan kesejahteraan sosial. Bukan ekslusif dan bukan sekadar bangkit," papar dia.
Pria akrab disapa Deng Ical itu membeberkan, bersama tim telah merumuskan dan menetapkan misi yang terangkum dalam tiga pilar. Tiga pilar itu yakni Makassar Maju, Makassar Lestari dan Makassar Melayani yang dibingkai dalam strategi khusus Makassar Kerja.
Tiap pilar ini dalam rumusan Dilan, tambah Deng Ical yakni pengejawantahan pada program-program sesuai kebutuhan masyarakat Makassar. Misalnya, di Makassar Maju terdapat program baruga macca dan sekolah sombere. Lalu, Makassar Lestari, ada program Makassar tanpa macet dan Makassar kawasan tanpa banjir. Sedangkan, Makassar Melayani, terdapat program birokrasi digital.
Guna melanjutkan dan merealisasikan visi Makassar Kota Sombere, mesti ditekankan pentingnya kehadiran pemimpin sombere. Dimaksud pemimpin sombere itu, kata dia, salah satunya harus punya kemampuan mengurai persoalan pembangunan dan mampu meningkatkan kesejahteraan warganya.
"Tidak kalah penting adalah bisa mempersatukan kekuatan sosial dalam irama yang dinamis. Bukan arogan apalagi agresif," beber mantan Wakil Wali Kota Makassar ini.
Kota Makassar membutuhkan pemimpin yang bisa diterima oleh semua pihak. Mulai dari akar rumput sampai level elite. Masyarakat selalu merindukan pemimpin yang mau mendengar keluhan masyarakatnya, dan selalu hadir tatkala dibutuhkan, dan bukan pemimpi apalagi penghayal.
Selain itu, misi yang dirangkum dalam tiga pilar, Makassar Maju, Makassar Lestari, dan Makassar Melayani yang dibingkai dalam strategi khusus Makassar Kerja. Yaitu, menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, maju, berkualitas, bermartabat berdasarkan nilai-nilai keagamaan, berkebudayaan dan berkearifan lokal.
Tidak hanya itu, melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan dan pemukiman secara terpadu, sesuai daya dukung ekologis dan sosial secara terukur, aspiratif dan partiisipatif. Optimalisasi tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel dan partisipatif.
"Kami yakin bahwa visi dan misi yang telah kami rumuskan dan tetapkan akan mampu mengatasi atau meminimalisir sejumlah permasalahan yang sedang dihadapi Kota Makassar," ujar mantan anggota DPRD Kota Makassar ini.