Makassar (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada kuartal IV 2020 mengalami kontraksi sebesar minus 4,98 persen bila dibandingkan dengan kuartal III (q to q).
Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah di Makassar, Jumat, mengatakan kontraksi ekonomi Sulsel ini disebabkan oleh komponen ekspor yang mengalami kontraksi minus 3,90 persen sedangkan komponen impor sebagai pengurang, malah tumbuh hingga 137,60 persen.
"Jika kita melihat siklus pertumbuhan ekonomi mulai kuartal pertama hingga kuartal keempat, puncak pertumbuhan ada di kuartal ketiga dengan angka pertumbuhan 8,16 persen. Sementara di kuartal keempat kembali kontraksi minus 4,98 persen," ujarnya.
Yos Rusdiansyah mengatakan puncak ekonomi Sulsel di masa pandemi COVID-19 itu berada pada kuartal III dengan 8,16 persen karena pada waktu terjadi siklus pertanian dan kelautan yang berada pada puncaknya.
Dia menyatakan, Sulsel mengandalkan sektor pertanian dan perikanan. Pada kuartal ketiga itu menjadi puncak panen dan tangkap ikan untuk kedua sektor tersebut sehingga kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi cukup positif.
"Sektor pertanian dan perikanan punya porsi yang cukup besar dalam ekonomi Sulsel sehingga pola atau siklus pertanian juga mempengaruhi ekonomi tersebut di kuartal empat ini," katanya.
Yos menerangkan faktor musiman beberapa komoditas pertanian yang mengalami penurunan produksi, sehingga pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami turun 25,01 persen.
Selain pertanian lapangan usaha yang juga mengalami kontraksi antara lain pertambangan dan penggalian (-9,29 persen), perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor (-8,82 persen), serta real estat (-1,86 persen).
Yos menjelaskan ekonomi Sulsel kuartal IV-2020 dibandingkan kuartal III-2020 (q-to-q) mengalami kontraksi -4,98 persen. Kontraksi ini disebabkan oleh komponen ekspor yang mengalami kontraksi -3,90 persen sedangkan komponen Impor sebagai pengurang tumbuh hingga 137,60 persen.
Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) meningkat pesat sebesar 36,41 persen dibandingkan kuartal III-2020, diikuti komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh positif sebesar 6,53 persen, lalu komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit rumah tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 0,48 persen, dan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) yang tumbuh sebesar 0,44
Sementara itu, untuk ekonomi Sulsel kuartal IV-2020 dibandingkan kuartal IV-2019 (y-on-y) juga mengalami kontraksi sebesar -0,62 persen.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh sebesar 5,02 persen. Sedangkan komponen ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi -2,65 persen, disusul oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) yang kontraksi -3,63 persen.
IaPada komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit rumah tangga (PK-LNPRT) yang kontraksi sebesar minus 4,69 persen, dan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) yang turun 5,89 persen.
"Untuk komponen impor barang dan jasa sebagai pengurang dalam perekonomian Sulawesi Selatan mengalami kontraksi minus 4,18 persen," ucapnya.