Mamuju (ANTARA News) - Sejumlah petani di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, mulai gelisah karena harga biji jambu mete turun hingga 50 persen dari harga sebelumnya.
"Sejak sebulan terakhir ini harga biji jambu mete turun dari harga Rp10.000/kilogram (kg) kini hanya dihargai sekitar Rp5000/kilogaram (kg),"kata Ridwan, salah seorang petani jambu mete asal daerah Kecamatan Tappalang Barat di Mamuju, Sabtu.
Menurutnya, turunnya harga biji jambu mete ini biasanya karena perilaku para tengkulak yang sering mempermainkan harga saat musim panen raya tiba.
"Pada awal musim panen raya para petani menyambut gembira karena harga komoditi biji jambu mete dibeli mahal dengan kisaran Rp10.000/kg. Namun, harga tersebut tak lagi berlaku karena hanya dibeli sekitar Rp5.000/kg,"katanya.
Kondisi ini membuat petani di Tappalang Barat, kata dia, sedikit resah karena harga komoditi andalan bagi masyarakat di daerahnya justeru tidak menguntungkan petani.
Ia mengatakan, meski kondisi harga biji jambu mete anjlok, namun petani terpaksa melepas hasil pertanian mereka karena terdesak beban ekonomi yang kian tinggi.
"Apa boleh buat, petani terpaksa melepas buah jambu mete kepada pedagan pengumpul karena harus menutupi beban keluarga di rumah,"ucapnya.
Karena itu, kata dia, pemerintah diharapkan segera turun tangan untuk mengatasi harga komoditi yang anjlok akibat ulah para tengkulak.
"Pemerintah sangat diharapkan bisa ikut memantau perkembangan harga di sejumlah pasar. Kami khawatir, harga biji jambu mete ini benar-benar karena ulah para tengkulak,"pintanya.
Hal senada dikatakan Rusbi, salah seorang petani jambu mete yang juga mengeluhkan anjloknya harga komoditi tersebut.
"Kami selaku petani tentu bersedih jika harga komoditi biji jambu mete turun karena tak sebanding biaya operasional dengan hasil pendapatan yang kami dapatkan,"ungkapnya.
Ia berharap, kondisi harga jambu mete ini segera kembali normal sehingga petani di Tappalang Barat yang rata-rata mengandrungi pengembangan komoditi jambu mete ikut berdaya.
"Musim panen raya sudah tiba. Namun kami kurang bersemangat karena harga komoditi ini justeru anjlok hingga 50 persen,"kuncinya. (T.KR-ACO/Y006)

