Makassar (ANTARA News) - Program Keluarga Harapan (PKH) yang dijalankan Kementrian Sosial diharapkan mampu berkontribusi dalam menekan pesatnya pertumbuhan penduduk.
"PKH ini diharapkan bisa berkontribusi dalam menekan pertumbuhan penduduk sebab Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang dibiayai program ini hanya akan membiayai sedikitnya tiga anak saja," ujar Koordinator Regional PKH Wilayah Timur, Kemensos, Muhammad Aswad di Makassar, Kamis.
Ia menyatakan, RTSM yang biasanya berkontribusi terhadap pesatnya pertumbuhan penduduk bisa dioptimalkan untuk menekan jumlah kehamilan dan kelahiran.
Karena program keluarga harapan ini mencakup beberapa aspek penanganan masalah sosial, seperti kesehatan, pendidikan, dan keluarga berencana (KB).
Pada awal program ini disusun, Kementerian Sosial sudah mempertimbangkan memasukkan aspek menekan jumlah pertumbuhan penduduk dengan cara membatasi jumlah anak yang dapat dibiayai oleh pemerintah.
Jumlah anak yang ditanggung pemerintah hanya sebanyak tiga orang dengan nominal tunjangan sekitar Rp800 ribu untuk anak jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta Sekolah Dasar (SD) sebesar Rp400 ribu ditambah dengan tunjangan untuk ibu hamil.
Total tunjangan yang diberikan pemerintah sebesar Rp2,5 juta perbulan. Menurutnya, program ini sudah diujicobakan di beberapa daerah.
"Di Madura misalnya, kelompok masyarakat miskin sudah mampu menekan jumlah kelahiran sekitar tiga anak dari jumlah kelahiran sekitar tujuh anak," katanya.
Aswad menambahkan, untuk menudukung permasalahan sosial masyarakat yang dicakup dalam PKH, pemerintah menitipkan satu orang pendamping disetiap kelompok.
Di samping untuk mengawasi terget program, para pendamping ini juga memiliki tugas mengawasi jumlah kelahiran.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Makassar, Ibrahim Saleh, menuturkan, target sasaran Program Keluarga Harapan di Makassar sebanyak 15.000 RTSM .
Namun yang terdata saat ini baru sekitar 12.000 RTSM. Kekurangan tersebut tengah didata kembali oleh tim validasi dan pendamping PKH. (T.KR-MH/A027)