GePPuK berupaya pulihkan psikologis anak korban terdampak banjir di Makassar
Makassar (ANTARA) - Organisasi Gerakan Pendongeng untuk Kemanusiaan (GePPuK) bersama BAZnas Makassar, Sulawesi Selatan, melaksanakan trauma healing sebagai upaya memulihkan psikilogis anak-anak yang terdampak pascabanjir di lokasi pengungsian Masjid Jabal Nur, Blok 10 Perumnas Antang.
"Mendongeng itu bagian dari pemulihan trauma anak-anak. Karena merekalah yang paling terdampak. Ini salah satu dukungan psikososial bagi anak-anak," ujar Koordinator GePPuK Makassar Heru Prakoso di lokasi pengungsian setempat, Kamis.
Pria disapa akrab Kak Heru ini menuturkan bahwa mendongengkan cerita bagi anak-anak di pengungsian dengan cara unik dan lebih ceria bertujuan agar mereka bisa melupakan kejadian tersebut dan kembali ceria.
Mendongeng kepada anak-anak, kata dia, telah diselingi muatan edukasi dengan disampaikan candaan agar anak bisa fokus mengingat cerita disampaikan. Selain itu, ia membawa boneka dinamai Bona, untuk menarik perhatian anak-anak.
Pada kesempatan itu, Kak Heru mengajak anak-anak berinteraksi langsung dengan Bona yang ia bawa sambil bicara melalui suara keduanya, membuat anak-anak di pengungsian senang hingga tertawa lepas.
"Kita memberikan cerita-cerita yang menarik, menyenangkan dan membangkitkan semangat mereka agar kembali untuk ceria dan melupakan kejadian itu. Karena mungkin saja anak-anak masih mengingat mainannya, buku dan pakaiannya sebelum kejadian," ucap Kak Heru.
Penanganan medis pengungsi banjir
Selain trauma healing, para pengungsi terdampak pascabanjir juga mendapat penanganan medis untuk menjaga kesehatan selama di lokasi pengungsian. Dinas Kesehatan Makassar, telah menginstruksikan seluruh tim medis Puskesmas kecamatan yang terdampak turun ke lokasi pengungsian.
"Seusai instruksi, kami turun memberikan pelayanan medis dan memberi obat-obatan kepada pengungsi. Rata-rata mulai mengalami gatal-gatal, demam dan batuk. Kita terus pantau 24 jam, " Koordinator Tim Medis Posko Kesehatan di pengungsian Masjid Jabal Nur, Widyawati.
Untuk kondisi kesehatan warga selama empat hari di pengungsian, banyak yang mulai diserang gatal-gatal, demam, flu, batuk hingga hipertensi. Sejauh ini sudah ada puluhan pengungsi diperiksa lalu diberi obat.
"Kami periksa sesuai dengan keluhan, kalau demam dikasih parasetamol serta vitamin. Ada juga batuk dan hipertensi. Untuk pantauan kesehatan kami datang pagi, siang dan sore kadang malam hari bila dibutuhkan," kata perawat Puskesmas Antang ini menambahkan.
"Mendongeng itu bagian dari pemulihan trauma anak-anak. Karena merekalah yang paling terdampak. Ini salah satu dukungan psikososial bagi anak-anak," ujar Koordinator GePPuK Makassar Heru Prakoso di lokasi pengungsian setempat, Kamis.
Pria disapa akrab Kak Heru ini menuturkan bahwa mendongengkan cerita bagi anak-anak di pengungsian dengan cara unik dan lebih ceria bertujuan agar mereka bisa melupakan kejadian tersebut dan kembali ceria.
Mendongeng kepada anak-anak, kata dia, telah diselingi muatan edukasi dengan disampaikan candaan agar anak bisa fokus mengingat cerita disampaikan. Selain itu, ia membawa boneka dinamai Bona, untuk menarik perhatian anak-anak.
Pada kesempatan itu, Kak Heru mengajak anak-anak berinteraksi langsung dengan Bona yang ia bawa sambil bicara melalui suara keduanya, membuat anak-anak di pengungsian senang hingga tertawa lepas.
"Kita memberikan cerita-cerita yang menarik, menyenangkan dan membangkitkan semangat mereka agar kembali untuk ceria dan melupakan kejadian itu. Karena mungkin saja anak-anak masih mengingat mainannya, buku dan pakaiannya sebelum kejadian," ucap Kak Heru.
Penanganan medis pengungsi banjir
Selain trauma healing, para pengungsi terdampak pascabanjir juga mendapat penanganan medis untuk menjaga kesehatan selama di lokasi pengungsian. Dinas Kesehatan Makassar, telah menginstruksikan seluruh tim medis Puskesmas kecamatan yang terdampak turun ke lokasi pengungsian.
"Seusai instruksi, kami turun memberikan pelayanan medis dan memberi obat-obatan kepada pengungsi. Rata-rata mulai mengalami gatal-gatal, demam dan batuk. Kita terus pantau 24 jam, " Koordinator Tim Medis Posko Kesehatan di pengungsian Masjid Jabal Nur, Widyawati.
Untuk kondisi kesehatan warga selama empat hari di pengungsian, banyak yang mulai diserang gatal-gatal, demam, flu, batuk hingga hipertensi. Sejauh ini sudah ada puluhan pengungsi diperiksa lalu diberi obat.
"Kami periksa sesuai dengan keluhan, kalau demam dikasih parasetamol serta vitamin. Ada juga batuk dan hipertensi. Untuk pantauan kesehatan kami datang pagi, siang dan sore kadang malam hari bila dibutuhkan," kata perawat Puskesmas Antang ini menambahkan.