Potongan kepala enam pria ditemukan di Meksiko
Acapulco, Meksiko (ANTARA) - Potongan kepala enam pria ditemukan di atas sebuah mobil di kota Meksiko barat daya pada Kamis (31/3) dengan tanda peringatan bertuliskan bahwa orang-orang lainnya bisa bernasib sama, seperti yang diungkap otoritas.
Temuan itu menjadi sebuah pengingat mengerikan pada kekerasan geng yang melanda Meksiko.
Pernyataan kantor jaksa agung Negara Bagian Guerrerro mengatakan jasad-jasad itu ditemukan di sebuah Volkswagen yang terbengkalai di daerah ramai di Kota Chilapa de Alvarez.
"Di Chilapa penjualan narkoba, penculikan, pemerasan, dan perampokan sangat dilarang. Ini bisa terjadi pada siapa pun yang menjadi pengacau," demikian isi tulisan peringatan yang tergantung di pohon, berdasarkan foto dari lokasi kejadian yang diberikan polisi kepada Reuters.
"Mati adalah hukuman untuk semua kejahatan ini," menurut tulisan itu.
Keenam korban masih belum teridentifikasi.
Guerrero, salah satu negara bagian termiskin di Meksiko, menjadi ajang penculikan dan dugaan pembantaian 43 mahasiswa, yang melakukan pelatihan menjadi guru, di Kota Iguala pada 2014.
Banyaknya kekerasan telah membuat Meksiko bobrok di bawah pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, yang dilantik pada akhir 2018.
Presiden berjanji akan membuat Meksiko damai melalui pendekatan yang tidak terlalu brutal untuk mengatasi kejahatan terorganisasi.
Lopez Obrador diwarisi sebuah negara yang sudah kewalahan menghadapi tingkat pembunuhan yang tinggi.
Sejak ia menjabat, rata-rata total pembunuhan tahunan berada di angka tertinggi di bawah pemerintahan Meksiko manapun sejak pencatatan modern dimulai.
Lopez Obrador menuai kritikan atas kebijakan keamanan yang dibuatnya, yang berslogan "Pelukan, bukan peluru."
Sumber: Reuters
Temuan itu menjadi sebuah pengingat mengerikan pada kekerasan geng yang melanda Meksiko.
Pernyataan kantor jaksa agung Negara Bagian Guerrerro mengatakan jasad-jasad itu ditemukan di sebuah Volkswagen yang terbengkalai di daerah ramai di Kota Chilapa de Alvarez.
"Di Chilapa penjualan narkoba, penculikan, pemerasan, dan perampokan sangat dilarang. Ini bisa terjadi pada siapa pun yang menjadi pengacau," demikian isi tulisan peringatan yang tergantung di pohon, berdasarkan foto dari lokasi kejadian yang diberikan polisi kepada Reuters.
"Mati adalah hukuman untuk semua kejahatan ini," menurut tulisan itu.
Keenam korban masih belum teridentifikasi.
Guerrero, salah satu negara bagian termiskin di Meksiko, menjadi ajang penculikan dan dugaan pembantaian 43 mahasiswa, yang melakukan pelatihan menjadi guru, di Kota Iguala pada 2014.
Banyaknya kekerasan telah membuat Meksiko bobrok di bawah pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, yang dilantik pada akhir 2018.
Presiden berjanji akan membuat Meksiko damai melalui pendekatan yang tidak terlalu brutal untuk mengatasi kejahatan terorganisasi.
Lopez Obrador diwarisi sebuah negara yang sudah kewalahan menghadapi tingkat pembunuhan yang tinggi.
Sejak ia menjabat, rata-rata total pembunuhan tahunan berada di angka tertinggi di bawah pemerintahan Meksiko manapun sejak pencatatan modern dimulai.
Lopez Obrador menuai kritikan atas kebijakan keamanan yang dibuatnya, yang berslogan "Pelukan, bukan peluru."
Sumber: Reuters