Majene, Sulbar (ANTARA News) - Dinas Pendidikan (Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, mengingatkan siswa SMP sederajat peserta Ujian Nasional (UN) tidak melakukan konvoi dan ugal-ugalan di jalan raya setelah hasil UN di umumkan.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Majene, Jamaluddin Lasinrang di Majene, Senin, mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan seluruh kepala sekolah sekaligus menyampaikan beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi pengumuman UN SMP mendatang.
"Seluruh kepala sekolah telah kami sampaikan agar memberi pemahaman kepada siswanya yang merupakan peserta UN SMP untuk tidak melakukan konvoi dan ugal-ugalan di jalan setelah pengumuman UN disampaikan untuk menghindarai beberapa hal yang tidak diharapkan," tandasnya.
Dia mengaku telah melakukan koordinasi dengan Polres Majene agar mewaspadai kemungkinan beberapa kelompok siswa yang tetap tidak menghiraukan imbauan Disdik sehingga kemungkinan munculnya korban yang tidak diharapkan bisa terhindarkan.
Jamaluddin mengakui, banyak kalangan yang merasa dirugikan jika siswa peserta UN melakukan konvoi dan ugal-ugalan di jalan, apalagi jika menimbulkan korban jiwa akibat kecelakaan. Hal tersebut dianggap bukan saja merugikan siswa dan keluarganya, namun menimbulkan citra buruk di mata masyarakat.
"Selain hal tersebut, kami juga meminta kepada kepala sekolah untuk menghadirkan seluruh orang tua sisiwa pada saat diumumkannya ujian sehingga seluruh siswa bisa dengan mudah diawasi oleh beberapa kalangan, mulai dari pihak sekolah, kepolisian, hingga orang tuanya masing-masing," tambahnya.
Menurutnya, antispasi beberapa kebiasaan buruk peserta UN yang sering dilakukan pada saat pengumuman tidak terlepas dari peran orang tua siswa yang secara ketat melakukan pengawasan. Jika seluruh orang tua sudah lepas tangan, pengawasan akan lebih sulit dilakukan sebab setelah meninggalkan sekolah tanggungjawab siswa sudah berada pada orang tua masing-masing.
Imbauan tersebut dikhususkan kepada siswa yang berada dalam kawasan kota sebab yang paling sering melakukan konvoi dan ugal-ugalan setelah pengumuman UN disampaikan adalah siswa di dalam kota.
"Bahkan kami berharap agar seluruh orang tua yang anaknya memiliki motor agar untuk sementara ditahan dulu beberapa hari menjelan ujian dan beberapa hari setelah ujian. Hal tersebut sangat efektif untuk menghindari siswa dari ancaman bahaya akibat luapan semangat siswa yang tidak terkendali," harap Jamaluddin.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa, Irmawan mengharapkan agar pihak sekolah tidak menyerahkan hasil ujian jika tidak diwakili oleh orang tua maupun walinya sebab itu akan lebih meperketat pengawasan siswa yang sering lepas kontrol dalam mengekspresikan kebahagiaannya.
"Memang sebaiknya pihak sekolah maupun Disdik menerapkan aturan tersebut sebab terkadang sulit mengawasi anak kami saat berada di luar sekolah. Kami memiliki aktivitas sendiri dan tentunya tidak selalu memiliki waktu untuk melakukan pengawasan," ujarnya mengharapkan. (T.KR-AHN/S016)

