Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Unicef melalui Yayasan Gaya Celebes (YGC) mulai membidik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dalam rangka mendongkrak jangkauan imunisasi lanjutan atau catch-up imunisasi.
Sebagai langkah awal, YGC menggelar rapat koordinasi pelaksanaan program imunisasi anak usia dini yang diikuti oleh tiga kabupaten yakni Bone, Bantaeng dan Kota Makassar di Makassar.
Sitti Hidayah selaku Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinas Kesehatan Selatan Makassar, Minggu menyatakan, imunisasi Baduta (bayi berusia dua tahun) masih rendah yaitu 54 persen, sehingga perlu adanya strategi dan inovasi program. sehingga cakupan imunisasi dapat ditingkatkan.
“Mudah-mudahan ini bisa mendongkrak jangkauan imunisasi lanjutan melalui kerjasama dengan PAUD. Kami berharap ini terus berlanjut, tapi khusus untuk program bersama YGC mulai tahun ini dan berakhir Juni 2023,” ujarnya.
Dalam pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dengan target anak usia 0-11 bulan, Sulawesi Selatan telah mencapai target 95 persen dan tercatat sebagai provinsi dengan pencapaian tertinggi di Indonesia.
Untuk melengkapi pencapaian tersebut, dilakukan imunisasi catch-up yang melibatkan 70 PAUD, masing-masing 30 PAUD di Kabupaten Bone dan Bantaeng, serta 10 PAUD di Kota Makassar.
“Ini bagian dari mendukung Dinas Pendidikan yang sebelumnya dibangun. Ini disebut PAUD HI (Terpadu Holistik) sebagai sasaran intervensi,” tambah Sitti.
Sitti menjelaskan imunisasi ini untuk meningkatkan kekebalan pada anak terhadap penyakit tertentu, khususnya penyakit PD3I.
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau PD3I adalah polio, hepatitis B, pertusis, difteri, haemophilus influenzae tipe B, campak dan tetanus.
“Agar terhindar dari penyakit itu, dia harus diimunisasi, kalaupun terkena tidak akan terlalu parah. Sedangkan yang tidak mendapatkan imunisasi bisa menjadi sumber penularan dan akibatnya sangat fatal hingga kematian. Ini yang biasa kita sebut KLB (Kejadian Luar Biasa)," jelas Sitti.
Sedangkan Rahmannur Syam selaku Manajer Program YGC menyatakan bahwa pelibatan PAUD dalam peningkatan cakupan imunisasi merupakan bentuk sinergi bersama, karena masalah kesehatan tidak harus diselesaikan dari fasilitas dan pelayanan kesehatan.
“Kita ingin intervensi terutama dalam upaya imunisasi ini, sangat sedikit di pelayanan kesehatan. Tapi kita optimalkan peran sektor lain, seperti kader, guru PAUD dan sebagainya,” kata Aco, sapaan Rahmannur Syam.
Pemberian imunisasi merupakan upaya memberikan hak kepada anak untuk tetap sehat dan merupakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menjadi tanggung jawab kabupaten/kota, sehingga inisiatif ini harus terintegrasi.
“Pencatatan imunisasi masih rumit, jadi kita akan libatkan alat skriningnya ,kampungku rumahku ” atau tagline “sehatki anakta dan sehat tongi kampungta”. Sehingga akan ada pemahaman tentang imunisasi sampai melakukan skrining imunisasi,” jelasnya.
Tiga kabupaten yaitu Kota Makassar, Kabupaten Bone dan Bantaeng sebagai wilayah PAUD HI telah menjadi sasaran imunisasi. Ketiga wilayah tersebut diharapkan dapat menjadi percontohan imunisasi catch-up melalui pendidikan anak usia dini di seluruh Sulawesi Selatan.