Bak dongeng, kisah Lionel Messi dan Piala Dunia berakhir bahagia di Qatar
Lusail, Qatar (ANTARA) - Lionel Messi sebagai sosok utama dalam perburuan trofi Piala Dunia berakhir bahagia di Stadion Lusail , Al Daayen , Qatar , Minggu 18 Desember 2022. Lusail , Messi Argentina melawan Prancis Messi pun menempuh perjalanan yang cukup panjang untuk bisa menuntaskannya. berprestasi di dunia sepakbola.
Messi terus merasakan kegagalan demi kegagalan, termasuk saat mencapai final edisi 2014 dan harus menyaksikan Jerman mengangkat trofi. Qatar , ada banyak spekulasi tentang masa depan Messi di timnas Argentina, termasuk keyakinan mayoritas penonton bahwa Piala Dunia 2022 akan menjadi penampilan terakhirnya di turnamen sepak bola paling bergengsi tersebut.
Qatar menjadi salah satu favorit karena membawa status juara Copa America 2021 dan pemenang laga Finalissima 2022 melawan juara Euro 2020 Italia.
Namun, sepertinya memberi isyarat bahwa laga Argentina di Piala Dunia 2022 akan menjadi cerita yang menarik dan heroik ketika mereka menjadi korban kejutan di pertandingan pertama fase grup saat kalah 1-2 dari Arab Saudi.
Hasil itu seperti pengingat bagi tim kepelatihan Lionel Scaloni , bahwa mereka sedang berkompetisi di level tertinggi sepak bola.Setelahnya, Argentina membukukan kemenangan identik 2-0 atas Meksiko dan Polandia untuk lolos ke babak 16 besar sebagai pemuncak klasemen Grup C.
Di babak 16 besar, Argentina relatif mulus dan berhasil menjaga fokus mengatasi persaingan Australia. . 2-1.
Argentina kemudian harus memenangkan adu penalti 4-3 di perempat final melawan Belanda, yang bisa dibilang merupakan pertandingan terberat La Albiceleste di turnamen tersebut.
Pasalnya, Argentina sebenarnya menang dengan relatif mudah dan nyaman di laga semifinal melawan Kroasia dengan skor akhir 3-0. Penalti Messi membuka jalan bagi Argentina untuk mengantongi kemenangan yang nyaman setelah Julian Alvarez mencetak dua gol.
Seolah membenarkan plot dongeng yang diceritakannya, setelah semifinal Messi menegaskan keputusannya bahwa Piala Dunia Qatar 2022 akan menjadi edisi Piala Dunia terakhirnya.
"Saya merasa sangat senang telah memenangkan ini, memiliki kesempatan untuk mengakhiri perjalanan Piala Dunia saya dengan memainkan pertandingan terakhir di final," kata Messi seperti dilansir harian olahraga Argentina, Diario Deportivo Ole . "Selama bertahun-tahun dikaitkan dengan Piala Dunia berikutnya, dan rasanya saya tidak akan mampu melakukannya. Dan menyelesaikannya seperti ini, itu benar-benar yang terbaik," tambahnya. Saat itu, Messi
Tak kusangka kisahnya di Piala Dunia akan berakhir bahagia dengan adegan di mana ia mengangkat trofi yang mengakhiri karir gemilangnya setelah mengalami salah satu final terbaik dalam sejarah turnamen ini.
Berikutnya: Final Piala Dunia terbaik
Final Piala Dunia Terbaik
Banyak orang menilai cedera yang dialami Paul Pogba, N'Golo Kante, dan Karim Benzema merusak peluang tim asuhan Didier Deschamps untuk mempertahankan gelar.
Namun, Argentina juga kehilangan Giovani Lo Celso, pemain yang berperan sebagai penyuplai bola utama Messi. Scaloni pun memimpin skuat yang terdiri dari darah muda, beberapa di antaranya bahkan jauh lebih tua dari Messi.
Toh, Prancis masih diperkuat Kylian Mbappe yang terus berkembang dari statusnya sebagai Pemain Muda Terbaik Piala Dunia 2018 hingga menjadi Messi Les Bleus.
Sajian pamungkas Piala Dunia 2022 juga menjadi pertarungan yang ideal, mengingat Prancis menjadi tim yang berhasil menghentikan mimpi besar Maroko sebagai pencipta kejutan terbesar di Qatar.
Argentina menguasai permainan sejak kick-off dan tampil begitu percaya diri hingga akhirnya membuka keunggulan lewat eksekusi penalti Messi pada menit ke-23, yang didapat dengan murah karena Ousmane Dembele menekan Angel Di Maria.
Gol tersebut seolah mengulang skenario semifinal saat Argentina mengalahkan Kroasia. Penalti Messi praktis mendongkrak kepercayaan diri Argentina, sementara Prancis tampak tertekan.
Tekanan terus berlanjut saat Di Maria menggandakan keunggulan Argentina, menyelesaikan serangan yang luar biasa untuk menyambut tarikan dewasa Alexis Mac Allister.
Defisit dua gol memaksa Deschamp mengambil tindakan cepat, menarik Dembele dan Olivier Giroud untuk Randal Kolo Muani dan Marcus Thuram.
Sayangnya, perubahan tak begitu terlihat, hingga kemudian Deschamps kembali melakukan pergantian ganda pada menit ke-71 untuk menurunkan Kingsley Coman dan Eduardo Camavinga menggantikan Antoine Griezmann dan Theo Hernandez.
Prancis memperkecil ketertinggalan lewat sepakan penalti Mbappe pada menit ke-80, setelah Kolo Muani dilanggar Nicolas Otamendi. Kemudian semenit kemudian Coman berhasil merebut bola dari Messi, sebelum Mbappe menuntaskan umpan lambung Thuram dengan tendangan voli yang mengecoh kiper Emiliano Martinez.
Dalam kurun waktu dua menit, satu tangan pemain Argentina yang sempat mengelus trofi Piala Dunia itu ditolak Mbappe dkk.
Skor tetap imbang hingga akhir waktu normal, bahkan babak tambahan pertama yang dilalui nyaris tanpa peluang berarti.
Kebuntuan pecah pada menit ke-108 ketika Messi dengan hati-hati merebut bola yang dimuntahkan oleh tembakan Lautaro Martinez yang tidak mampu diantisipasi dengan sempurna oleh kiper Hugo Lloris. Dayot Upamecano melakukan sapuan, tetapi bola sudah melewati garis gawang, dan setelah tinjauan VAR singkat, Argentina secara resmi unggul atas Prancis 3-2.
Namun, laga yang sangat cepat menjadi final Piala Dunia terbaik ini rupanya masih menyimpan keseruan untuk laga selanjutnya. Pasalnya, pada menit ke-116, Gonzalo Montiel secara tidak sengaja membelokkan tembakan Mbappe dengan lengannya, dan wasit Szymon Marciniak untuk ketiga kalinya menunjukkan titik penalti.
Mbappe terus menghadapi bola dengan percaya diri dan mengalahkan Martinez untuk menyamakan kedudukan menjadi 3-3, menjadi pemain pertama yang mencetak hat-trick di final Piala Dunia sejak legenda Inggris Geoff Hurst pada 1966.
Dalam adu penalti, Messi untuk Argentina dan Mbappe untuk Perancis sukses menjalankan tugas sebagai algojo pembuka. Namun, Martinez kemudian berhasil menghentikan eksekusi Coman sebelum Aurelien Tchouameni menemukan sepakannya melenceng.
Muani menjaga harapan tipis Prancis tetap hidup, tetapi kemudian Montiel membayar kesalahannya yang menghasilkan gol ketiga Mbappe dengan mengelabui Lloris dan menyegel gelar juara dunia untuk Argentina.
Dengan segala drama dan keseruan tersebut, sulit untuk tidak melabeli final Piala Dunia Qatar 2022 sebagai final Piala Dunia terbaik sepanjang masa.
Selengkapnya: Messi ngotot tak berencana pensiun dari Albiceleste
Tetap Albiceleste
Sebelum kick-off final, FIFA menayangkan video penghormatan kepada peraih medali juara dunia yang meninggal dunia pada periode 2018-2022 itu.
Video diakhiri dengan nama legenda Argentina, Diego Maradona, yang meninggal pada 25 November 2020. Belakangan video tersebut terasa seperti ramalan, karena penerus Maradona sukses mengangkat trofi Piala Dunia 2022.
Menarik membayangkan jika di surga, Maradona mengacungkan jari tengahnya untuk mengekspresikan kegembiraannya atas gelar juara Argentina.
Tentu saja reaksi itu masuk akal, karena Maradona melakukan hal yang sama hanya untuk memastikan Argentina lolos dari babak penyisihan grup Piala Dunia 2018.
Yang jelas, Messi kini telah sah secara hukum sebagai penerus sejati Maradona.
Status itu dipertanyakan karena Messi sudah melewati lebih dari satu dekade tanpa berhasil mempersembahkan gelar untuk Argentina.
Kekeringan gelar berhasil diakhiri Messi saat membantu Argentina menjuarai Copa America 2021. Siapa sangka, dalam kurun waktu hanya dua tahun, Messi berhasil merebut dua trofi bergengsi untuk Argentina.
Meski sempat mengatakan bahwa ini adalah Piala Dunia terakhirnya, setelah menjadi juara Messi menegaskan tidak memiliki rencana untuk pensiun dari Albiceleste.
"Saya tidak akan pensiun dari timnas Argentina. Saya ingin merasakan status sebagai juara dunia," ujar Messi singkat dalam wawancara sambil memegang trofi Piala Dunia di pinggir lapangan.
Pernyataan itu praktis membuka kemungkinan, bisa jadi Messi mempertimbangkan kembali untuk tetap memberikan jasanya kepada Argentina untuk Piala Dunia 2026 AS-Kanada-Meksiko. Toh Messi belum genap berusia empat puluh tahun dan baru merayakan ulang tahunnya yang ke-39 di pertengahan Piala Dunia 2026.
Bisa jadi legenda Messi dan Piala Dunia masih menyimpan satu bab lagi. Jika tidak, Messi setidaknya telah menyelesaikan dongeng tersebut dengan akhir yang sangat sangat bahagia.
Berita ini juga pernah tayang di Antaranews . com dengan judul: Bak Dongeng, Kisah Messi dan Piala Dunia Berakhir Bahagia
Messi terus merasakan kegagalan demi kegagalan, termasuk saat mencapai final edisi 2014 dan harus menyaksikan Jerman mengangkat trofi. Qatar , ada banyak spekulasi tentang masa depan Messi di timnas Argentina, termasuk keyakinan mayoritas penonton bahwa Piala Dunia 2022 akan menjadi penampilan terakhirnya di turnamen sepak bola paling bergengsi tersebut.
Qatar menjadi salah satu favorit karena membawa status juara Copa America 2021 dan pemenang laga Finalissima 2022 melawan juara Euro 2020 Italia.
Namun, sepertinya memberi isyarat bahwa laga Argentina di Piala Dunia 2022 akan menjadi cerita yang menarik dan heroik ketika mereka menjadi korban kejutan di pertandingan pertama fase grup saat kalah 1-2 dari Arab Saudi.
Hasil itu seperti pengingat bagi tim kepelatihan Lionel Scaloni , bahwa mereka sedang berkompetisi di level tertinggi sepak bola.Setelahnya, Argentina membukukan kemenangan identik 2-0 atas Meksiko dan Polandia untuk lolos ke babak 16 besar sebagai pemuncak klasemen Grup C.
Di babak 16 besar, Argentina relatif mulus dan berhasil menjaga fokus mengatasi persaingan Australia. . 2-1.
Argentina kemudian harus memenangkan adu penalti 4-3 di perempat final melawan Belanda, yang bisa dibilang merupakan pertandingan terberat La Albiceleste di turnamen tersebut.
Pasalnya, Argentina sebenarnya menang dengan relatif mudah dan nyaman di laga semifinal melawan Kroasia dengan skor akhir 3-0. Penalti Messi membuka jalan bagi Argentina untuk mengantongi kemenangan yang nyaman setelah Julian Alvarez mencetak dua gol.
Seolah membenarkan plot dongeng yang diceritakannya, setelah semifinal Messi menegaskan keputusannya bahwa Piala Dunia Qatar 2022 akan menjadi edisi Piala Dunia terakhirnya.
"Saya merasa sangat senang telah memenangkan ini, memiliki kesempatan untuk mengakhiri perjalanan Piala Dunia saya dengan memainkan pertandingan terakhir di final," kata Messi seperti dilansir harian olahraga Argentina, Diario Deportivo Ole . "Selama bertahun-tahun dikaitkan dengan Piala Dunia berikutnya, dan rasanya saya tidak akan mampu melakukannya. Dan menyelesaikannya seperti ini, itu benar-benar yang terbaik," tambahnya. Saat itu, Messi
Tak kusangka kisahnya di Piala Dunia akan berakhir bahagia dengan adegan di mana ia mengangkat trofi yang mengakhiri karir gemilangnya setelah mengalami salah satu final terbaik dalam sejarah turnamen ini.
Berikutnya: Final Piala Dunia terbaik
Final Piala Dunia Terbaik
Banyak orang menilai cedera yang dialami Paul Pogba, N'Golo Kante, dan Karim Benzema merusak peluang tim asuhan Didier Deschamps untuk mempertahankan gelar.
Namun, Argentina juga kehilangan Giovani Lo Celso, pemain yang berperan sebagai penyuplai bola utama Messi. Scaloni pun memimpin skuat yang terdiri dari darah muda, beberapa di antaranya bahkan jauh lebih tua dari Messi.
Toh, Prancis masih diperkuat Kylian Mbappe yang terus berkembang dari statusnya sebagai Pemain Muda Terbaik Piala Dunia 2018 hingga menjadi Messi Les Bleus.
Sajian pamungkas Piala Dunia 2022 juga menjadi pertarungan yang ideal, mengingat Prancis menjadi tim yang berhasil menghentikan mimpi besar Maroko sebagai pencipta kejutan terbesar di Qatar.
Argentina menguasai permainan sejak kick-off dan tampil begitu percaya diri hingga akhirnya membuka keunggulan lewat eksekusi penalti Messi pada menit ke-23, yang didapat dengan murah karena Ousmane Dembele menekan Angel Di Maria.
Gol tersebut seolah mengulang skenario semifinal saat Argentina mengalahkan Kroasia. Penalti Messi praktis mendongkrak kepercayaan diri Argentina, sementara Prancis tampak tertekan.
Tekanan terus berlanjut saat Di Maria menggandakan keunggulan Argentina, menyelesaikan serangan yang luar biasa untuk menyambut tarikan dewasa Alexis Mac Allister.
Defisit dua gol memaksa Deschamp mengambil tindakan cepat, menarik Dembele dan Olivier Giroud untuk Randal Kolo Muani dan Marcus Thuram.
Sayangnya, perubahan tak begitu terlihat, hingga kemudian Deschamps kembali melakukan pergantian ganda pada menit ke-71 untuk menurunkan Kingsley Coman dan Eduardo Camavinga menggantikan Antoine Griezmann dan Theo Hernandez.
Prancis memperkecil ketertinggalan lewat sepakan penalti Mbappe pada menit ke-80, setelah Kolo Muani dilanggar Nicolas Otamendi. Kemudian semenit kemudian Coman berhasil merebut bola dari Messi, sebelum Mbappe menuntaskan umpan lambung Thuram dengan tendangan voli yang mengecoh kiper Emiliano Martinez.
Dalam kurun waktu dua menit, satu tangan pemain Argentina yang sempat mengelus trofi Piala Dunia itu ditolak Mbappe dkk.
Skor tetap imbang hingga akhir waktu normal, bahkan babak tambahan pertama yang dilalui nyaris tanpa peluang berarti.
Kebuntuan pecah pada menit ke-108 ketika Messi dengan hati-hati merebut bola yang dimuntahkan oleh tembakan Lautaro Martinez yang tidak mampu diantisipasi dengan sempurna oleh kiper Hugo Lloris. Dayot Upamecano melakukan sapuan, tetapi bola sudah melewati garis gawang, dan setelah tinjauan VAR singkat, Argentina secara resmi unggul atas Prancis 3-2.
Namun, laga yang sangat cepat menjadi final Piala Dunia terbaik ini rupanya masih menyimpan keseruan untuk laga selanjutnya. Pasalnya, pada menit ke-116, Gonzalo Montiel secara tidak sengaja membelokkan tembakan Mbappe dengan lengannya, dan wasit Szymon Marciniak untuk ketiga kalinya menunjukkan titik penalti.
Mbappe terus menghadapi bola dengan percaya diri dan mengalahkan Martinez untuk menyamakan kedudukan menjadi 3-3, menjadi pemain pertama yang mencetak hat-trick di final Piala Dunia sejak legenda Inggris Geoff Hurst pada 1966.
Dalam adu penalti, Messi untuk Argentina dan Mbappe untuk Perancis sukses menjalankan tugas sebagai algojo pembuka. Namun, Martinez kemudian berhasil menghentikan eksekusi Coman sebelum Aurelien Tchouameni menemukan sepakannya melenceng.
Muani menjaga harapan tipis Prancis tetap hidup, tetapi kemudian Montiel membayar kesalahannya yang menghasilkan gol ketiga Mbappe dengan mengelabui Lloris dan menyegel gelar juara dunia untuk Argentina.
Dengan segala drama dan keseruan tersebut, sulit untuk tidak melabeli final Piala Dunia Qatar 2022 sebagai final Piala Dunia terbaik sepanjang masa.
Selengkapnya: Messi ngotot tak berencana pensiun dari Albiceleste
Tetap Albiceleste
Sebelum kick-off final, FIFA menayangkan video penghormatan kepada peraih medali juara dunia yang meninggal dunia pada periode 2018-2022 itu.
Video diakhiri dengan nama legenda Argentina, Diego Maradona, yang meninggal pada 25 November 2020. Belakangan video tersebut terasa seperti ramalan, karena penerus Maradona sukses mengangkat trofi Piala Dunia 2022.
Menarik membayangkan jika di surga, Maradona mengacungkan jari tengahnya untuk mengekspresikan kegembiraannya atas gelar juara Argentina.
Tentu saja reaksi itu masuk akal, karena Maradona melakukan hal yang sama hanya untuk memastikan Argentina lolos dari babak penyisihan grup Piala Dunia 2018.
Yang jelas, Messi kini telah sah secara hukum sebagai penerus sejati Maradona.
Status itu dipertanyakan karena Messi sudah melewati lebih dari satu dekade tanpa berhasil mempersembahkan gelar untuk Argentina.
Kekeringan gelar berhasil diakhiri Messi saat membantu Argentina menjuarai Copa America 2021. Siapa sangka, dalam kurun waktu hanya dua tahun, Messi berhasil merebut dua trofi bergengsi untuk Argentina.
Meski sempat mengatakan bahwa ini adalah Piala Dunia terakhirnya, setelah menjadi juara Messi menegaskan tidak memiliki rencana untuk pensiun dari Albiceleste.
"Saya tidak akan pensiun dari timnas Argentina. Saya ingin merasakan status sebagai juara dunia," ujar Messi singkat dalam wawancara sambil memegang trofi Piala Dunia di pinggir lapangan.
Pernyataan itu praktis membuka kemungkinan, bisa jadi Messi mempertimbangkan kembali untuk tetap memberikan jasanya kepada Argentina untuk Piala Dunia 2026 AS-Kanada-Meksiko. Toh Messi belum genap berusia empat puluh tahun dan baru merayakan ulang tahunnya yang ke-39 di pertengahan Piala Dunia 2026.
Bisa jadi legenda Messi dan Piala Dunia masih menyimpan satu bab lagi. Jika tidak, Messi setidaknya telah menyelesaikan dongeng tersebut dengan akhir yang sangat sangat bahagia.
Berita ini juga pernah tayang di Antaranews . com dengan judul: Bak Dongeng, Kisah Messi dan Piala Dunia Berakhir Bahagia