Survei Indikator : Kepercayaan publik terhadap Polri pulih
Jakarta (ANTARA) - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri pulih sejak kasus yang menimpa mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo karena saat ini sudah mencapai 76,4 persen.
“Ternyata, dalam waktu kurang dari setahun, Polri berhasil memulihkan citranya,” ujar Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei bertajuk ‘Evaluasi Publik Terhadap Kinerja Dewan Penegakan Hukum dan Perpajakan’ secara virtual, dipantau dari Jakarta, Minggu.
Burhanuddin mengatakan, pada rilis survei Agustus 2022, kepercayaan masyarakat terhadap Polri turun menjadi 54 persen. Saat itu, survei dilakukan kurang lebih satu bulan setelah rencana pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo.
"Kami katakan itu amanah(kepercayaan) paling rendah (kepada) kebijakan. Momen itu kami umumkan," kata Burhanuddin.
Namun, dalam survei yang dilakukan pada Juni 2023, kepercayaan masyarakat terhadap Polri sudah mulai pulih, bahkan mencapai 76,4 persen. Dari angka tersebut, yang menyatakan kepercayaan kuat kepada Polri mencapai 10,8 persen.
Sebaliknya, 20,0 persen menyatakan tidak percaya, 3,1 persen tidak percaya sama sekali, dan 0,5 persen tidak menjawab.
Menurut Burhanuddin, ada beberapa alasan yang mempengaruhi tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Terkait upaya penegakan hukum, ada peningkatan dari temuan Juni 2023. Jika pada April 2023 angkanya hanya 70,8 persen, maka periode Juni 2023 meningkat menjadi 74,8 persen.
Hal serupa juga terjadi dalam upaya pemberantasan korupsi. Jika pada April 2023 tingkat kepercayaan masyarakat baru menyentuh 66,9 persen, memasuki Juni 2023 terjadi peningkatan hingga 69,2 persen.
Di sisi lain, Indikator menemukan tingkat kepercayaan publik yang tinggi yang optimis Kapolri Jenderal Listyo Sigit mampu melakukan reformasi internal. Menurut Burhanuddin, mayoritas menilai kepolisian saat ini mampu melakukan reformasi internal.
“Yang bisa dipercaya angkanya mencapai 66,8 persen. Sedangkan yang sangat percaya sebesar 2,9 persen. Jika ditotal jumlahnya menjadi 69,7 persen," kata Burhanuddin.
Ke depan, kata Burhanuddin, masyarakat berharap Polri meningkatkan kinerja dan profesionalismenya, termasuk dalam melindungi dan memberikan rasa aman dan keadilan kepada masyarakat dalam penegakan hukum.
Hasil ini diketahui Indikator setelah melakukan survei pada rentang 20-24 Juni 2023, menampung 1.220 responden yang berasal dari seluruh provinsi. Responden ditentukan dengan asumsi metode simple random sampling , dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan “margin of error” 2,9 persen.
Berita ini juga pernah tayang di Antaranews . com dengan judul: Survei Indikator: Kepercayaan Masyarakat kepada Polri Pulih
“Ternyata, dalam waktu kurang dari setahun, Polri berhasil memulihkan citranya,” ujar Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei bertajuk ‘Evaluasi Publik Terhadap Kinerja Dewan Penegakan Hukum dan Perpajakan’ secara virtual, dipantau dari Jakarta, Minggu.
Burhanuddin mengatakan, pada rilis survei Agustus 2022, kepercayaan masyarakat terhadap Polri turun menjadi 54 persen. Saat itu, survei dilakukan kurang lebih satu bulan setelah rencana pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo.
"Kami katakan itu amanah(kepercayaan) paling rendah (kepada) kebijakan. Momen itu kami umumkan," kata Burhanuddin.
Namun, dalam survei yang dilakukan pada Juni 2023, kepercayaan masyarakat terhadap Polri sudah mulai pulih, bahkan mencapai 76,4 persen. Dari angka tersebut, yang menyatakan kepercayaan kuat kepada Polri mencapai 10,8 persen.
Sebaliknya, 20,0 persen menyatakan tidak percaya, 3,1 persen tidak percaya sama sekali, dan 0,5 persen tidak menjawab.
Menurut Burhanuddin, ada beberapa alasan yang mempengaruhi tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Terkait upaya penegakan hukum, ada peningkatan dari temuan Juni 2023. Jika pada April 2023 angkanya hanya 70,8 persen, maka periode Juni 2023 meningkat menjadi 74,8 persen.
Hal serupa juga terjadi dalam upaya pemberantasan korupsi. Jika pada April 2023 tingkat kepercayaan masyarakat baru menyentuh 66,9 persen, memasuki Juni 2023 terjadi peningkatan hingga 69,2 persen.
Di sisi lain, Indikator menemukan tingkat kepercayaan publik yang tinggi yang optimis Kapolri Jenderal Listyo Sigit mampu melakukan reformasi internal. Menurut Burhanuddin, mayoritas menilai kepolisian saat ini mampu melakukan reformasi internal.
“Yang bisa dipercaya angkanya mencapai 66,8 persen. Sedangkan yang sangat percaya sebesar 2,9 persen. Jika ditotal jumlahnya menjadi 69,7 persen," kata Burhanuddin.
Ke depan, kata Burhanuddin, masyarakat berharap Polri meningkatkan kinerja dan profesionalismenya, termasuk dalam melindungi dan memberikan rasa aman dan keadilan kepada masyarakat dalam penegakan hukum.
Hasil ini diketahui Indikator setelah melakukan survei pada rentang 20-24 Juni 2023, menampung 1.220 responden yang berasal dari seluruh provinsi. Responden ditentukan dengan asumsi metode simple random sampling , dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan “margin of error” 2,9 persen.
Berita ini juga pernah tayang di Antaranews . com dengan judul: Survei Indikator: Kepercayaan Masyarakat kepada Polri Pulih