Makassar (ANTARA) - Staf Ahli Menteri Perhubungan (Menhub) Robby Kurniawan mengunjungi tiga lokasi di Tiongkok untuk mempelajari dan membahas pengembangan sistem transportasi umum utamanya Bus Rapid Transit (BRT) agar dapat diaplikasikan di Indonesia.
"Di sana kami berdiskusi mengenai sisi pembiayaan BRT, serta bagaimana Shanghai menemukan sumber pendanaan, Non-Expenditure, LVC, dan sebagainya," kata Robby melalui siaran pers yang diterima di Makassar, Selasa.
Ia menyebut tiga lokasi yang dikunjunginya pada Senin (21/8) tersebut yakni Shanghai Municipal Transportation Commission, di Chengshan Road Complex Depot, dan mengunjungi BYD Factory.
Di Shanghai Municipal Transportation Commission, kata Robby, diperoleh pemahaman mendalam tentang perencanaan, operasi, dan manajemen jaringan BRT. Tidak hanya itu, juga mendalami sistem bus, lembaga BRT, pembiayaan, dan kebijakannya.
Ia menerangkan bahwa di Shanghai Municipal Engineering Desing Institute banyak berdiskusi dengan produsen bus listrik yang diundang mengenai implementasi, teknologi, infrastruktur, dan aspek operasional bus listrik, termasuk mempelajari tentang ART (Autonomous Rapid Transit), serta belajar mengenai bus listrik bersama Yutong.
Kemudian kunjungannya di Chengshan Road Complex Depot, lanjut dia, mempelajari sistem operasional dan pemeliharaan armada bus sekaligus melihat infrastruktur perawatan dan fasilitas pendukung.
"Termasuk infrastruktur untuk mendukung operasional Bus Listrik. Kami juga mendapatkan wawasan tentang manajemen dan efisiensi dalam pengoperasian layanan bus,"ujarnya.
Selain itu, ia pun mencoba layanan BRT Route 71 sekaligus mengunjungi dispatching center untuk mempelajari pengelolaan operasional secara real-time, koordinasi layanan, pemantauan jaringan, pengaturan jadwal, serta bagaimana teknologi dan sistem informasi mendukung efisiensi dan keteraturan layanan BRT.
"Kita mengunjungi Hongqiao Integrated Transportation Hub untuk mempelajari integrasi berbagai moda transportasi mulai dari Maglev, Bus, Pesawat, Kereta Cepat, dan sebagainya," katanya.
Sedangkan di BYD Factory, tambah Robby, kunjungannya tersebut bertujuan untuk mendapatkan pengalaman langsung dengan industri manufaktur bus, kemajuan teknologi, serta peluang bisnis potensial, mempelajari harga bus.
"Termasuk faktor-faktor yang memengaruhi penetapan harga, dan menjelajahi berbagai pilihan pembelian yang tersedia," ujarnya menambahkan.