Makassar (ANTARA) - Sebanyak empat orang down syndrome Sulsel bakal menampilkan tari Anggaru (tarian khas suku Bugis) di ajang ASEAN High Level Forum (AHLF) on Enabling Disability Inclusive Development and Partnership beyond 2023 pada 10-12 Oktober 2023 di Makassar.
Di bawah naungan Komunitas orang tua anak dengan down syndrome (Koads) Sulawesi Selatan (Sulsel), empat orang tersebut adalah Muh Yusuf (20 tahun), Muh Haikal Thoriq (19 tahun), Muh Fitra Ramadhan (21 tahun), dan Imam Hanafi (16 tahun).
Ketua Koads Sulsel Andi Rahmatullah di Makassar, Senin, menyebut empat orang istimewa ini akan menghibur undangan pada acara jamuan makan malam yang dipusatkan di area Benteng Fort Roterdam, Selasa (10/10) malam.
"Kita sudah siap menampilkan tarian Anggaru, sesuai permintaan Menteri Sosial yang mengundang kami ikut berpartisipasi dalam acara bergengsi seperti ini," kata dia.
Rahmatullah menyebut undangan dari Kementerian Sosial untuk menjadi salah satu pihak yang diminta tampil mengisi acara, menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi komunitas yang masih baru ini, termasuk bagi orang tua penderita down syndrome yang tergabung dalam Koads Sulsel. Mereka siap mengawal dan menyemangati anak-anaknya untuk maksimal menampilkan bakat mereka pada ajang bergengsi tingkat ASEAN tersebut.
"Anak-anak kami sangat semangat, karena kami terus memberi motivasi bahwa suatu saat kita bisa naik pesawat. Kenapa begitu?, karena ini kegiatan setiap tahun diadakan dan kalau penampilan kami bagus, kami berharap bisa tampil pada kegiatan selanjutnya," katanya.
Sebagai kegiatan yang akan mewujudkan pengarusutamaan pembangunan inklusif disabilitas di semua pilar masyarakat ASEAN, Rahmatullah berharap giat ini bisa menghapus diskriminasi, penderita diberikan kesempatan dan perhatian untuk tampil mengasah talenta yang dimiliki.
Selain dari Koads Sulsel, penampilan lainnya juga akan dipertontonkan oleh SLB 1 Makassar serta 17 penampilan lainnya dari berbagai provinsi di Indonesia.
Sementara itu, Tanti Apriani, orang tua salah satu penderita down syndrome yang juga pelatih tarian Anggaru mengaku yakin dengan hasil latihan anak didiknya yang membutuhkan waktu latihan selama 13 jam per hari sejak 4 Oktober.
Ia mengatakan ini juga sudah dibuktikan dengan gladi yang digelar tanpa adanya arahan dari pelatih dan penampilannya dianggap lancar.
Menurut Tanti, seru dan penuh tantangan selama melatih anak down syndrome menari, karena menjaga mood anak-anak menjadi perhatian utama, sehingga menyiapkan musik untuk berjoget jadi salah satu strategi menjaga mood mereka.
"Kalau lagi tidak mood, mereka susah dibujuk, jadi latihan tidak bisa dipaksa dan kita yang ikuti moodnya. Tetapi, mereka menurut dan cepat menangkap setiap instruksi kami," kata dia.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Empat orang "down syndrom" Sulsel tampilkan Anggaru di ajang AHLF 2023
Berita Terkait
Pemprov Sulsel salurkan bantuan OPD bagi korban bencana
Jumat, 10 Mei 2024 14:00 Wib
Telkomsel salurkan bantuan untuk korban bencana alam di Kabupaten Luwu
Jumat, 10 Mei 2024 12:28 Wib
Pupuk Indonesia menyalurkan bantuan 80 ton beras untuk korban banjir di Sulsel
Jumat, 10 Mei 2024 12:21 Wib
Pj Gubernur Sulsel lalui jembatan bambu untuk temui warga terisolir di Luwu
Kamis, 9 Mei 2024 22:12 Wib
Wisata pantai di Sulsel ramai dikunjungi saat liburan
Kamis, 9 Mei 2024 18:15 Wib
Pj Gubernur Sulsel pastikan bantuan sampai ke rumah korban banjir di Wajo
Kamis, 9 Mei 2024 14:26 Wib
Pemprov Sulsel pastikan posko kesehatan optimal melayani korban banjir
Kamis, 9 Mei 2024 13:15 Wib
Kabupaten Takalar jadi juara umum MTQ ke-33 Sulsel
Kamis, 9 Mei 2024 13:14 Wib