Makassar (ANTARA) -
Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin harus berjibaku melalui medan sulit hingga melewati titian bambu yang difungsikan sebagai jembatan darurat di tengah arus sungai yang sangat deras demi menemui warga terisolir yang berada di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Kamis.
Ribuan warga di Kecamatan Latimojong terdampak banjir dan tanah longsor terisolir karena jembatan putus sejak Jumat 3 Mei 2034.
"Alhamdulillah, di Latimojong sudah tertangani, bahkan di sana sudah ada posko sebagai pusat pelayanan. Begitu juga kebutuhan seperti sembako dan kebutuhan vital lainnya sudah disediakan setiap saat," kata Bahtiar usai peninjauan melalui keterangan di Makassar, Kamis.
Berdasarkan penentuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 14 hari merupakan waktu tanggap darurat. Sementara untuk penanganan seperti perbaikan jembatan dan perbaikan jalan dipercepat agar bisa tembus ke seluruh daerah terdampak bencana alam melalui jalur darat.
"Kami sudah tetapkan 14 hari darurat bencana. Namun sejauh ini sudah cukup tertangani. Sejumlah wilayah terdampak dan para korban sudah diberikan pelayanan, lebih-lebih pelayanan kesehatan sudah disiapkan tenaga kesehatan maupun obat-obatan," ucapnya.
Selain Kecamatan Latimojong, Bahtiar juga mengunjungi titik banjir dan longsor di Kecamatan Bajo Barat. Turut serta Komandan Lantamal VI (Danlantamal VI) Makassar Brigjen TNI (Mar) Andi Rahmat M.
Bahtiar dan Andi Rahmat mengecek semua posko di Kecamatan Latimojong dan Bajo Barat untuk memastikan kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah terdampak bencana alam terpenuhi, terutama sembako, kebutuhan air bersih, pakaian, dan alat penerangan.
Sekadar informasi, Desa Kadundung, Latimojong terisolir setelah jembatan penghubung dengan sejumlah desa tetangga putus akibat banjir yang melanda pada 3 Mei 2024. Lalu di Desa Pajang, longsor mengakibatkan satu keluarga meninggal dunia.
Kemudian di Desa Saronda, Kecamatan Bajo Barat, ada sejumlah rumah dan fasilitas umum hanyut terbawa arus banjir. Begitupun di Desa Bone Lemo, tercatat delapan rumah hanyut, sembilan rumah rusak parah, lima rumah terendam, dan hampir 60 persen akses air bersih masyarakat setempat belum terpenuhi.
"Terima kasih atas bantuan dari berbagai daerah dan seluruh BUMN, BUMD, dan seluruh pihak, serta perusahaan yang sudah memberikan sumbangan untuk bencana alam di Sulawesi Selatan," kata Bahtiar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pj Gubernur Sulsel lalui medan sulit temui warga terisolir banjir Luwu