Direktur SPJM: 41 persen peralatan pelabuhan sudah terelektrifikasi
Makassar (ANTARA) - Direktur Utama Subholding PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) Prasetyadi mengatakan sekitar 41 persen peralatan pelabuhan yang dikelola PT Pelindo atau sebanyak 126 unit dari 310 unit peralatan bongkar muat sudah terelektrifikasi.
"Alat yang masih berbasis diesel sebanyak 184 unit atau sekitar 59 persen," kata Prasetyadi dalam keterangan pers yang diterima di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan secara bertahap Pelindo dan anak perusahaannya terus mengurangi pemakaian bahan bakar fosil pada saat kapal bersandar.
"Kami di SPJM telah menyediakan shore connection atau onshore power supply di beberapa terminal yang berfungsi sebagai pengisi (penyuplai) daya listrik ke kapal ketika mereka bersandar di dermaga,” ungkap Prasetyadi.
Selain itu, lanjut dia, layanan pengelolaan sampah kapal untuk mendukung terminal yang ramah lingkungan juga telah dilakukan.
Berkaitan dengan layanan tersebut, dapat menghubungi Pelindo Jasa Maritim melalui marketingspjm@pelindo.co.id
Dia mengatakan SPJM merupakan subholding PT Pelindo yang dibentuk pada 1 Oktober 2021 pasca integrasi PT Pelabuhan Indonesia (Persero).
Dalam kiprahnya, SPJM telah memiliki pengalaman dengan mengelola lima klaster bisnis, yaitu jasa layanan marine, jasa peralatan pelabuhan (Equipments), jasa galangan, pengerukan (dredging solution), dan jasa utilitas kepelabuhanan (Port Services).
Adapun Wilayah operasional SPJM mencakup seluruh nusantara yang terbentang dari Malahayati hingga Merauke. SPJM juga terbuka untuk kerja sama dan bersinergi dalam dukungan layanan dengan mitra strategis baik untuk entitas domestik maupun luar negeri.
Sementara SPJM saat ini mengelola delapan anak perusahaan yaitu PT Jasa Armada Indonesia Tbk., PT Pelindo Marine Service, PT Equiport Inti Indonesia, PT Jasa Peralatan Pelabuhan, PT Energi Pelabuhan Indonesia, dan PT Pengerukan Indonesia, PT Berkah Industri Mesin Angkat (BIMA), dan PT Lamong Energi Indonesia.
"Alat yang masih berbasis diesel sebanyak 184 unit atau sekitar 59 persen," kata Prasetyadi dalam keterangan pers yang diterima di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan secara bertahap Pelindo dan anak perusahaannya terus mengurangi pemakaian bahan bakar fosil pada saat kapal bersandar.
"Kami di SPJM telah menyediakan shore connection atau onshore power supply di beberapa terminal yang berfungsi sebagai pengisi (penyuplai) daya listrik ke kapal ketika mereka bersandar di dermaga,” ungkap Prasetyadi.
Selain itu, lanjut dia, layanan pengelolaan sampah kapal untuk mendukung terminal yang ramah lingkungan juga telah dilakukan.
Berkaitan dengan layanan tersebut, dapat menghubungi Pelindo Jasa Maritim melalui marketingspjm@pelindo.co.id
Dia mengatakan SPJM merupakan subholding PT Pelindo yang dibentuk pada 1 Oktober 2021 pasca integrasi PT Pelabuhan Indonesia (Persero).
Dalam kiprahnya, SPJM telah memiliki pengalaman dengan mengelola lima klaster bisnis, yaitu jasa layanan marine, jasa peralatan pelabuhan (Equipments), jasa galangan, pengerukan (dredging solution), dan jasa utilitas kepelabuhanan (Port Services).
Adapun Wilayah operasional SPJM mencakup seluruh nusantara yang terbentang dari Malahayati hingga Merauke. SPJM juga terbuka untuk kerja sama dan bersinergi dalam dukungan layanan dengan mitra strategis baik untuk entitas domestik maupun luar negeri.
Sementara SPJM saat ini mengelola delapan anak perusahaan yaitu PT Jasa Armada Indonesia Tbk., PT Pelindo Marine Service, PT Equiport Inti Indonesia, PT Jasa Peralatan Pelabuhan, PT Energi Pelabuhan Indonesia, dan PT Pengerukan Indonesia, PT Berkah Industri Mesin Angkat (BIMA), dan PT Lamong Energi Indonesia.