Makassar (ANTARA) - Penanaman mangrove kolaborasi antarlembaga yang diprakarsai PT Bussan Auto Finance, Komunitas Mangrove Sulsel dan pemerintahan desa/kelurahan setempat di Wilayah Kampung Nelayan Untia, Makassar bertujuan mencegah abrasi di pesisir Utara Makassar.
“Sebanyak 4 ribu tanaman mangrove ditanam secara bertahap melibatkan komunitas mangrove dan masyarakat setempat di Untia,” kata Koordinator Lapangan penanaman mangrove, Nur Akbar Alam di Makassar, Senin.
Dia mengatakan, penanaman mangrove ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, juga untuk meningkatkan adaptasi dan perubahan iklim. Melalui Gerakan Penghijauan BAF bersama komunitas mangrove ini, diharapkan dapat menular ke wilayah lainnya di 24 kabupaten/kota di Sulsel.
Menurut dia, selain menggencarkan gerakan penanaman mangrove, gerakan pemeliharaan pascatanam juga harus menjadi perhatian bersama, karena penanam tanpa diikuti pemeliharaan, maka peluang tumbuhnya sangat kecil, bisa di bawah 50 persen.
Mangrove di wilayah Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanayya, Makassar sudah mulai dikembangkan masyarakat nelayan ketika warga eks Pulau Lae-lae direlokasi ke Kelurahan Untia pada 1998.
Kini, perkampungan nelayan itu sudah di kelilingi mangrove, khususnya di sekitar kanal atau sungai yang menjadi tempat hilir-mudik kapal nelayan sebelum ke muara sungai dan tiba di laut.
Untuk penanaman mangrove ribuan pohon itu, diakui Akbar dilakukan beberapa hari hingga semua tertanam di wilayah pesisir pantai itu.
Menurut dia, memang dibutuhkan waktu untuk memperbaiki kondisi lingkungan, tetapi itu tidak menyurutkan semangat warga Untia untuk menjaga wilayahnya dari abrasi dengan terus-menerus menanam mangrove.