Bogor (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa pemanggilan dirinya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak akan mempengaruhi proses Pilkada Serentak 2024.
Sebagai informasi, Hasto sudah dua kali dipanggil KPK sebagai saksi kasus dugaan suap penetapan calon anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 dengan tersangka Harun Masiku (HM) dan saksi kasus dugaan korupsi pembangunan dan perawatan jalur kereta di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Itu mungkin dari pihak sananya mencoba mengkaitkan, tapi bagi kami tidak (akan terpengaruh), bagi kami ini bagian dari ujian-ujian partai, karena kami juga digerakkan oleh nilai ideologi moral dan etika di dalam berpartai," ujar Hasto di Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Ia berkomitmen akan menghadiri setiap pemanggilan yang ditujukan pada dirinya. Selain itu, Hasto juga menegaskan tak memiliki hubungan dengan perusahaan kereta api, karena dirinya bukan konsultan di sana.
"Profesi saya sebelum gabung ke partai memang konsultan, itu tetap, sehingga saya akan memenuhi panggilan itu," tegasnya.
Sebelumnya, Jumat (19/7), Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan pihaknya memanggil Hasto dalam kapasitasnya sebagai konsultan, bukan petinggi partai politik.
"Pemeriksaan dilakukan di Gedung KPK Merah Putih, atas nama Hasto Kristiyanto, Konsultan," ujar Tessa dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat.
Tessa menyebut, locus delicti atau tempat terjadinya dugaan pidana kasus ini ada di Jawa Timur.
Meski demikian, Tessa belum menjelaskan Hasto akan dimintai keterangan sebagai saksi untuk tersangka yang mana.
Sebagai informasi, KPK tengah mengusut kasus dugaan korupsi pembangunan dan perawatan jalur kereta api di DJKA, Kementerian Perhubungan.
Kasus itu terus berkembang karena korupsi diduga terjadi di banyak titik pembangunan jalur kereta, baik di Jawa Bagian Tengah, Bagian Barat, Bagian Timur; Sumatera; dan Sulawesi.
Kasus di DJKA diawali dengan perkara PT Istana Putra Agung (IPA) Dion Renato Sugiarto yang menyuap Pejabag Pembuat Komitmen (PPK) pada Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Semarang, Bernard Hasibuan dan Kepala BTP Kelas 1 Semarang, Putu Sumarjaya.
Perkara itu kemudian terus berkembang hingga proyek-proyek pembangunan di Jawa Barat, Sumatera, dan Sulawesi.
Suap yang diberikan bervariasi yang mengacu pada persentase dari nilai proyek yang mencapai puluhan hingga ratusan miliar.
Berita Terkait
PDIP mengumumkan enam pasang cagub-cawagub gelombang ketiga
Senin, 26 Agustus 2024 14:53 Wib
PDIP resmi mengusung Airin-Ade di Pilkada Banten 2024
Senin, 26 Agustus 2024 14:36 Wib
PDI Perjuangan mengumumkan 163 bakal calon bupati/wali kota untuk 78 daerah
Kamis, 22 Agustus 2024 17:28 Wib
KPK: Buku catatan Hasto masih diperlukan untuk penyidikan
Selasa, 20 Agustus 2024 20:15 Wib
Sekjen PDIP Hasto dicecar 21 pertanyaan oleh penyidik KPK
Selasa, 20 Agustus 2024 16:36 Wib
Kuasa hukum: Hasto Kristiyanto dijadwalkan penuhi panggilan KPK hari ini
Selasa, 20 Agustus 2024 13:31 Wib
Sekejn PDIP Hasto Kristiyanto penuhi panggilan KPK
Selasa, 20 Agustus 2024 13:29 Wib
Sekjen PDIP akan memenuhi pemanggilan KPK pada 20 Agustus 2024
Sabtu, 17 Agustus 2024 14:19 Wib