Gubernur Sulbar kembangkan udang untuk bangun ekonomi daerah
Mamuju (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Bahtiar Baharuddin mengembangkan budi daya komoditi udang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan bangun ekonomi daerah.
"Sulbar memiliki panjang pantai 600 kilometer yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan komoditi udang dan menjadikan Sulbar sebagai sentra produksi udang," kata Penjabat Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin di Mamuju, Jumat.
Ia mengatakan, pengembangan komoditas udang sejalan dengan ekonomi biru yang dicanangkan pemerintah pusat untuk meningkatkan ekonomi daerah dari sektor kelautan.
Menurut dia, Pemprov Sulbar telah melakukan studi karya inovasi ke Kabupaten Barru yang telah berhasil mengembangkan komoditas udang.
"Jajaran pimpinan organisasi pemerintah daerah (OPD) Pemprov Sulbar telah mengunjungi PT Bogatama Marinusa (Bomar) di Kabupaten Barru, untuk melakukan studi pengembangan komoditas udang di perusahaan tersebut," katanya.
Ia menyampaikan, PT Bomar telah mengembangkan udang dengan memanfaatkan teknologi budidaya udang modern, dan telah berhasil mengembangkan sistem bisnis.
"Perusahaan tersebut menggunakan sistem transformasi dari metode kolam tanah menjadi sistem bioflok canggih, dan sistem diterapkan pembudidayaan di berbagai lokasi di wilayah pesisir," katanya.
Menurut dia, PT Bomar telah menjadi perusahaan eksportir udang terbesar di Indonesia dan menyatakan siap membangun kerjasama dengan Pemprov Sulbar untuk membangun ekosistem bisnis udang di Sulbar.
"PT menembus pasar ekspor seperti Jepang, Amerika, dan Uni Eropa untuk memasok udang segar menjadi produk makanan siap saji, seperti tempura atau frozen," katanya.
Gubernur mengatakan, sistem bisnis dan pengembangan udang yang dilakukan PT Bomar akan diterapkan di Sulbar dengan memanfaatkan potensi lahan untuk tambak udang yang mencapai 30 ribu hektare dengan tingkat produktivitas mencapai 15 ton per hektare.
"PT Bomar akan melakukan pendampingan nelayan dan warga Sulbar yang tertarik melakukan budidaya udang yang berkelas dan berkualitas tinggi untuk diekspor ke negara negara maju," kata Gubernur.
"Sulbar memiliki panjang pantai 600 kilometer yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan komoditi udang dan menjadikan Sulbar sebagai sentra produksi udang," kata Penjabat Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin di Mamuju, Jumat.
Ia mengatakan, pengembangan komoditas udang sejalan dengan ekonomi biru yang dicanangkan pemerintah pusat untuk meningkatkan ekonomi daerah dari sektor kelautan.
Menurut dia, Pemprov Sulbar telah melakukan studi karya inovasi ke Kabupaten Barru yang telah berhasil mengembangkan komoditas udang.
"Jajaran pimpinan organisasi pemerintah daerah (OPD) Pemprov Sulbar telah mengunjungi PT Bogatama Marinusa (Bomar) di Kabupaten Barru, untuk melakukan studi pengembangan komoditas udang di perusahaan tersebut," katanya.
Ia menyampaikan, PT Bomar telah mengembangkan udang dengan memanfaatkan teknologi budidaya udang modern, dan telah berhasil mengembangkan sistem bisnis.
"Perusahaan tersebut menggunakan sistem transformasi dari metode kolam tanah menjadi sistem bioflok canggih, dan sistem diterapkan pembudidayaan di berbagai lokasi di wilayah pesisir," katanya.
Menurut dia, PT Bomar telah menjadi perusahaan eksportir udang terbesar di Indonesia dan menyatakan siap membangun kerjasama dengan Pemprov Sulbar untuk membangun ekosistem bisnis udang di Sulbar.
"PT menembus pasar ekspor seperti Jepang, Amerika, dan Uni Eropa untuk memasok udang segar menjadi produk makanan siap saji, seperti tempura atau frozen," katanya.
Gubernur mengatakan, sistem bisnis dan pengembangan udang yang dilakukan PT Bomar akan diterapkan di Sulbar dengan memanfaatkan potensi lahan untuk tambak udang yang mencapai 30 ribu hektare dengan tingkat produktivitas mencapai 15 ton per hektare.
"PT Bomar akan melakukan pendampingan nelayan dan warga Sulbar yang tertarik melakukan budidaya udang yang berkelas dan berkualitas tinggi untuk diekspor ke negara negara maju," kata Gubernur.