Mahasiswa KKN Unhas edukasi petani Gowa membuat pestisida nabati
Makassar (ANTARA) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Inovasi dan Teknologi Tepat Guna (ITTG) Universitas Hasanuddin Gelombang 102 mengedukasi petani membuat pestisida nabati dari buah maja una mendukung pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan bahan alami di Desa Tabbinjai, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
"Kami berinisiatif untuk menyelenggarakan pelatihan pestisida nabati ini menggunakan buah maja yang banyak tumbuh liar dan tidak memiliki nilai guna sehingga dimanfaatkan," kata Dosen Pengampu KKN (DPK) Fakultas Pertanian Unhas Ahmad Fauzan Adzima di Gowa, Selasa.
Ia menjelaskan buah Maja (Aegle mermelos L) merupakan tanaman dari suku jeruk- jerukan atau rutaceae yang penyebarannya di antara dataran rendah hingga ketinggian 500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Buah maja, kata dia, mengandung marmelosin minyak atsiri, pektin, saponin, dan tanin. Kandungan saponin dan tanin tidak disukai hama, serta mengandung insektisida, herbisida, fungsida, dan berbagai jenis lainnya bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan produksi hasil tani.
Masyarakat desa setempat menganggap buah maja ini tumbuhan liar yang tidak memiliki manfaat, padahal bisa dijadikan sebagai pengusir hama alami. Buah ini mengandung nitrogen tinggi dan memiliki zat pengatur tumbuh yang baik untuk tanaman.
Molekul yang dimiliki saponin inilah penyebab buah maja terasa pahit, berbusa bila dicampur dengan air, mempunyai sifat anti eksudatif, mempunyai sifat inflamatori, dan mempunyai sifat haemolisis atau dapat merusak sel darah merah.
Sedangkan senyawa tanin merupakan salah satu senyawa yang rasanya pahit yang bereaksi dengan protein, asam amino dan alkaloid yang mengandung banyak gugus hidroksil dan karboksil untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat.
Buah Maja juga mengandung protein dan makromolekul yang lain sehingga rasanya yang sangat pahit, sehingga tidak disukai serangga yang menjadi hama pada tanaman, seperti wereng coklat.
Pada pelatihan tersebut masyarakat diajarkan bagaimana cara mengelola buah maja untuk menjadi pestisida nabati tanpa menggunakan bahan kimia.
Penanggung jawab kegiatan Munawwir Yusuf menambahkan, hasil observasi dilakukan berdasarkan dengan mata pencarian Desa Tabbinjai, Kecamatan Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang lebih dominan bekerja sebagai petani.
"Maka kami berinisiatif untuk menyelenggarakan pelatihan pestisida nabati ini. Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan atau membunuh hama, penyakit, dan gulma yang dapat merusak tanaman," katanya.
Prosesnya sangat mudah, buah dibelah dikumpulkan dalam satu wadah dilanjutkan proses ekstraksi,daging buah dileburkan menggunakan alat atau tangan, selanjutnya dimasukkan dalam botol lalu dimasukkan dalam botol berukuran 1,5 liter diisi dengan air bersih, ditambahkan sabun cair.
Selanjutnya, didiamkan selama 12 jam kemudian buah maja campuran tersebut disaring menggunakan kain bersih untuk memisahkan ampas dari cairan ekstrak dan bisa langsung digunakan.
"Pelatihan seperti ini sangat bermanfaat, karena saya baru tahu kalau buah maja itu ternyata bisa dijadikan sebagai bahan pestisida," kata Puang Kade warga setempat.
"Kami berinisiatif untuk menyelenggarakan pelatihan pestisida nabati ini menggunakan buah maja yang banyak tumbuh liar dan tidak memiliki nilai guna sehingga dimanfaatkan," kata Dosen Pengampu KKN (DPK) Fakultas Pertanian Unhas Ahmad Fauzan Adzima di Gowa, Selasa.
Ia menjelaskan buah Maja (Aegle mermelos L) merupakan tanaman dari suku jeruk- jerukan atau rutaceae yang penyebarannya di antara dataran rendah hingga ketinggian 500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Buah maja, kata dia, mengandung marmelosin minyak atsiri, pektin, saponin, dan tanin. Kandungan saponin dan tanin tidak disukai hama, serta mengandung insektisida, herbisida, fungsida, dan berbagai jenis lainnya bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan produksi hasil tani.
Masyarakat desa setempat menganggap buah maja ini tumbuhan liar yang tidak memiliki manfaat, padahal bisa dijadikan sebagai pengusir hama alami. Buah ini mengandung nitrogen tinggi dan memiliki zat pengatur tumbuh yang baik untuk tanaman.
Molekul yang dimiliki saponin inilah penyebab buah maja terasa pahit, berbusa bila dicampur dengan air, mempunyai sifat anti eksudatif, mempunyai sifat inflamatori, dan mempunyai sifat haemolisis atau dapat merusak sel darah merah.
Sedangkan senyawa tanin merupakan salah satu senyawa yang rasanya pahit yang bereaksi dengan protein, asam amino dan alkaloid yang mengandung banyak gugus hidroksil dan karboksil untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat.
Buah Maja juga mengandung protein dan makromolekul yang lain sehingga rasanya yang sangat pahit, sehingga tidak disukai serangga yang menjadi hama pada tanaman, seperti wereng coklat.
Pada pelatihan tersebut masyarakat diajarkan bagaimana cara mengelola buah maja untuk menjadi pestisida nabati tanpa menggunakan bahan kimia.
Penanggung jawab kegiatan Munawwir Yusuf menambahkan, hasil observasi dilakukan berdasarkan dengan mata pencarian Desa Tabbinjai, Kecamatan Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang lebih dominan bekerja sebagai petani.
"Maka kami berinisiatif untuk menyelenggarakan pelatihan pestisida nabati ini. Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan atau membunuh hama, penyakit, dan gulma yang dapat merusak tanaman," katanya.
Prosesnya sangat mudah, buah dibelah dikumpulkan dalam satu wadah dilanjutkan proses ekstraksi,daging buah dileburkan menggunakan alat atau tangan, selanjutnya dimasukkan dalam botol lalu dimasukkan dalam botol berukuran 1,5 liter diisi dengan air bersih, ditambahkan sabun cair.
Selanjutnya, didiamkan selama 12 jam kemudian buah maja campuran tersebut disaring menggunakan kain bersih untuk memisahkan ampas dari cairan ekstrak dan bisa langsung digunakan.
"Pelatihan seperti ini sangat bermanfaat, karena saya baru tahu kalau buah maja itu ternyata bisa dijadikan sebagai bahan pestisida," kata Puang Kade warga setempat.