Dinas Perpustakaan siap menjadi pusat pengembangan literasi di Sulbar
Mamuju (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Provinsi Sulawesi Barat siap menjadi pusat pengembangan literasi dengan menyediakan fasilitas dan sumber daya yang diperlukan masyarakat setempat.
"Kami berkomitmen menjadikan perpustakaan sebagai ruang inklusif bagi seluruh masyarakat, tempat di mana semua orang dapat belajar, berbagi dan tumbuh bersama," kata Kepala DPKD Provinsi Sulbar Khaeruddin Anas di Mamuju, Senin.
Dia mengatakan hal itu sebagai tindak lanjut dari penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antar-beberapa lembaga saat bincang wicara "Duta Baca Indonesia (DBI) Tahun 2024" diselenggarakan di Sulbar, pada akhir pekan lalu.
Perjanjian kerja sama itu ditandatangani antara pihak Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sulbar bersama Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Universitas Muhammadiyah Mamuju (Unimaju), serta SMA Negeri 1 Kalukku.
Kerja sama itu, katanya, untuk meningkatkan literasi masyarakat, khususnya di Sulbar serta lembaga-lembaga terkait.
Dalam kerja sama itu, keempat lembaga sepakat untuk bekerja sama dalam berbagai kegiatan, seperti penyelenggaraan seminar, lokakarya, dan diskusi terbuka mengenai pentingnya literasi di era digital.
Selain itu, akan dilakukan upaya bersama dalam menyediakan akses lebih luas terhadap bahan bacaan berkualitas, baik di perpustakaan universitas, sekolah, maupun lembaga pemasyarakatan di bawah naungan Kemenkumham.
Kerja sama tersebut diharapkan menjadi langkah awal yang kuat dalam menciptakan ekosistem literasi yang lebih baik di Sulbar.
"Dengan sinergi dari berbagai pihak, diharapkan akan tercipta generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga mampu berpikir kritis, kreatif dan siap menghadapi tantangan global di masa depan," kata Khaeruddin.
Ia mengatakan bahwa literasi kunci membuka peluang dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Dengan adanya kerja sama ini, kita berharap dapat menciptakan sinergi yang kuat antara berbagai lembaga pendidikan dan pemerintah untuk mengatasi tantangan literasi di Sulbar," ujar dia.
Literasi, kata dia, bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga tentang membangun kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang dibutuhkan masyarakat pada era modern ini.
"Jadi, kami siap menjadi pusat pengembangan literasi dalam mendukung program-program yang dirancang dalam kerja sama itu," kata Khaeruddin.
"Kami berkomitmen menjadikan perpustakaan sebagai ruang inklusif bagi seluruh masyarakat, tempat di mana semua orang dapat belajar, berbagi dan tumbuh bersama," kata Kepala DPKD Provinsi Sulbar Khaeruddin Anas di Mamuju, Senin.
Dia mengatakan hal itu sebagai tindak lanjut dari penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antar-beberapa lembaga saat bincang wicara "Duta Baca Indonesia (DBI) Tahun 2024" diselenggarakan di Sulbar, pada akhir pekan lalu.
Perjanjian kerja sama itu ditandatangani antara pihak Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sulbar bersama Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Universitas Muhammadiyah Mamuju (Unimaju), serta SMA Negeri 1 Kalukku.
Kerja sama itu, katanya, untuk meningkatkan literasi masyarakat, khususnya di Sulbar serta lembaga-lembaga terkait.
Dalam kerja sama itu, keempat lembaga sepakat untuk bekerja sama dalam berbagai kegiatan, seperti penyelenggaraan seminar, lokakarya, dan diskusi terbuka mengenai pentingnya literasi di era digital.
Selain itu, akan dilakukan upaya bersama dalam menyediakan akses lebih luas terhadap bahan bacaan berkualitas, baik di perpustakaan universitas, sekolah, maupun lembaga pemasyarakatan di bawah naungan Kemenkumham.
Kerja sama tersebut diharapkan menjadi langkah awal yang kuat dalam menciptakan ekosistem literasi yang lebih baik di Sulbar.
"Dengan sinergi dari berbagai pihak, diharapkan akan tercipta generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga mampu berpikir kritis, kreatif dan siap menghadapi tantangan global di masa depan," kata Khaeruddin.
Ia mengatakan bahwa literasi kunci membuka peluang dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Dengan adanya kerja sama ini, kita berharap dapat menciptakan sinergi yang kuat antara berbagai lembaga pendidikan dan pemerintah untuk mengatasi tantangan literasi di Sulbar," ujar dia.
Literasi, kata dia, bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga tentang membangun kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang dibutuhkan masyarakat pada era modern ini.
"Jadi, kami siap menjadi pusat pengembangan literasi dalam mendukung program-program yang dirancang dalam kerja sama itu," kata Khaeruddin.