Makassar (ANTARA) - PT PLN (Persero) melalui program Electrifying Agriculture (EA) berhasil menekan biaya operasional dan para petani di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) hingga 63 persen setelah menggunakan listrik hijau PLN dari energi baru terbarukan.
PLH General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Edyansyah menjelaskan program EA PLN hadir untuk membantu meningkatkan produktivitas usaha masyarakat di bidang pertanian, perkebunan, hingga perikanan dalam rangka mendukung program pemerintah yaitu ketahanan pangan.
"Kami akan terus berinovasi dan terus memberikan pelayanan terbaik dengan sistem kelistrikan yang andal dan membawa manfaat bagi masyarakat. Tidak hanya sekedar menerangi, tetapi juga mampu menggerakkan roda perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat," kata Edyansyah.
Edyansyah menambahkan program EA dirancang untuk mendorong modernisasi agrikultur di Indonesia dengan adopsi teknologi pertanian modern berbasis listrik.
“Melalui program ini, kami berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) yang memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan pemanfaatan teknologi agrikultur berbasis listrik, ekosistem pertanian menjadi lebih modern, yang kemudian berdampak pada peningkatan produktivitas petani,” ujar Edyansyah.
Edyansyah merinci per Januari 2025, total pelanggan EA di provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat sebanyak 3.820 pelanggan dengan total daya terpasang untuk sebesar 191.618 kiloVolt Ampere (kVA).
Kehadiran EA ini merupakan wujud PLB dalam mendukung program pemerintah mewujudkan swasembada pangan. Berkat program EA yang dicanangkan salah satunya di Kabupaten Sindereng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan, terbukti mampu meningkatkan produksi dan biaya operasional juga lebih hemat 63 persen sejak menggunakan listrik.
Tidak hanya itu, PLN juga menyediakan layanan Renewable Energy Certificate sehingga produk yang dihasilkan berasal dari energi bersih.
Petani di Kelurahan Baranti, Kabupaten Sindereng Rappang Suyuti mengaku telah merasakan keuntungan program EA PLN dengan daya listrik hijau terpasang sebesar 3.500 Volt Ampere (VA) yang memberikan kemudahan proses pengairan dan biaya operasional yang lebih hemat.
"Sebelumnya, kami hanya mengandalkan tadah hujan, sehingga saat musim kemarau para petani di Kelurahan Baranti cenderung memanfaatkan tabung gas sebagai sumber energi utama untuk mengairi sawah padahal biaya operasionalnya yang tinggi," kata Suyuti.
Suyuti mencatat sebelum menggunakan listrik PLN, dirinya mengaku menghabiskan 90 tabung gas tiga kilogram (kg) per bulan dengan total biaya Rp2,4 juta perbulannya hanya untuk mengaliri setengah hektare.
"Alhamdulillah dengan hadirnya Listrik PLN pengairan sawah bahkan menjadi lebih luas yaitu mencapai lima hektare dan saya hanya menghabiskan biaya Rp950 ribu untuk membeli token per bulannya. Artinya ini bisa menghemat hingga 63 persen,” ungkap Suyuti.
Dalam acara penyalaan listrik pompanisasi sawah pada Rabu (12/3), Bupati Sidenreng Rappang Syaharuddin Alrif juga mengapresiasi upaya PLN dalam mendukung petani yang ingin beralih menggunakan pompanisasi listrik yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang
"Kami mencatat sebanyak 34 Kelompok Tani yang ada di Kabupaten Sidrap telah teraliri listrik. Kami sebagai perwakilan warga serta petani mengucapkan terima kasih atas upaya PLN menghadirkan pompanisasi listrik. Kami optimistis dengan adanya listrik, bisa meningkatkan produktivitas hasil panen petani disini,” ujarnya.
Ia juga optimistis dengan hadirnya elektrifikasi pompanisasi, bisa meningkatkan hasil panen sebanyak tiga kali dalam setahun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Petani di Sidrap hemat operasional 63 persen berkat listrik hijau PLN