Mamuju (ANTARA Sulbar) - Pembangunan ekonomi perkotaan yang dilaksanakan di Kota Mamuju Provinsi Sulawesi Barat jangan mengorbankan lingkungan hidup agar dapat tercipta kota ekologis.
"Kepentingan pembangunan ekonomi sebuah kota harus diseimbangkan dengan pembangunan sosial dan lingkungan agar tetap tercipta kota ekologis yang menjamin keberlanjutan masa depan kota," kata pejabat Kementrian Lingkungan Hidup, Ardina Purbo di Mamuju, Jumat.
Ardino berada di Mamuju dalam rangka sosialisasi ruang terbuka hijau itu mengatakan kepentingan ekonomi jangan sampai membuat buruk kondisi lingkungan karena pembangunan ekonomi yang dilaksanakan tidak menjalankan prinsip pembangunan ekologis.
Menurut dia, ciri kota ekologis adalah bertumpu pada komunitas yang adil sehat dan produktif didukung lingkungan yang kondusif.
Selain itu kata dia, juga menekan penggunaan sumber daya, meminimalkan jumlah limbah, dan mengurangi ketergantungan pada daerah sekitarnya.
Ia mengatakan, terdapat delapan indikator pembentuk kota ekologis diantaranya persentase pembangunan ruang terbuka hijau dan menekan kawasan kumuh, penggunaan transportasi umum.
Kemudian, penggunaan transportasi umum, kepadatan bangunan, ruang kota yang mampu menyerap air, jaringan prasarana dan limbah yang dimiliki, kualitas air sungai dan air bersih, kualitas udara kota dan iklim mikro.
"Hal terpenting adalah ruang terbuka hijau yang harus dimiliki, jangan andalkan air conditioner "AC" jika ingin merasakan kesejukan, tetapi andalkan lingkungan sekitar karena itu bermanfaat bagi kehidupan mendatang," katanya. M Yusuf
Kemenlh: Pembangunan Ekonomi Mamuju Jangan Korbankan Lingkungan
"Kepentingan pembangunan ekonomi sebuah kota harus diseimbangkan dengan pembangunan sosial dan lingkungan agar tetap tercipta kota ekologis yang menjamin keberlanjutan masa depan kota," kata pejabat Kementrian Lingkungan Hidup, Ardina Purbo di Mamuju