Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Munafri Arifuddin menjadikan Pertanian Perkotaan (urban farming) Bukit Baruga Makassar jadi percontohan (pilot project) dalam hal ketahanan pangan di wilayah tersebut.
"Terima kasih kepada para penggagas dan seluruh warga yang terlibat, saya berharap Bukit Baruga menjadi tonggak sejarah lahirnya sistem ketahanan pangan berbasis komunitas di Makassar," ujarnya di Makassar, Selasa.
Appi - sapaan akrab Munafri Arifuddin - mengatakan pertanian perkotaan merupakan gerakan yang sangat relevan dengan program unggulan Pemerintah Kota Makassar, terutama dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga.
Appi menjelaskan proses menuju ketahanan pangan perkotaan tidak bisa dilepaskan dari kesadaran masyarakat memilah sampah sejak dari rumah.
"Sampah organik yang dikelola dengan baik dapat menjadi kompos, ecoenzim, hingga pakan maggot yang memiliki nilai ekonomi sekaligus mampu mengurangi volume sampah di TPA," katanya
Munafri mencontohkan, maggot mampu mengurai sampah organik dalam jumlah besar. Ia pun menyoroti kondisi TPA Antang yang semakin penuh.
Dengan ketinggian timbunan sampah yang mencapai 17 meter, ia memperingatkan bahwa daya tampungnya tidak akan bertahan lama. Karena itu, diperlukan langkah nyata dalam mengelola sampah sejak dari sumbernya.
Munafri menegaskan bahwa pertanian perkotaan bukan sekadar aktivitas menanam sayuran di pot atau pekarangan rumah. Gerakan ini menurutnya merupakan strategi jangka panjang untuk memperkuat ketahanan pangan perkotaan.
"Selanjutnya urban farming adalah green house. Kalau kita liat di Belanda, seluruh tomatnya datang dari green house. Tingkat paling tinggi dari proses ini adalah ketahanan pangan," jelasnya.
Munafri mengungkapkan Pemerintah Kota Makassar sendiri telah mendorong implementasi program ini selama beberapa bulan terakhir agar bisa diterapkan di tingkat komunitas hingga RT/RW. Bukit Baruga, dengan jumlah penduduk mencapai 7.300 jiwa, disebutnya memiliki potensi besar sebagai percontohan urban farming.
Dengan memanfaatkan lahan terbatas dan mengolah sampah secara mandiri, Munafri berharap program ini tidak hanya menjawab persoalan sampah masyarakat. Tapi juga dapat menghasilkan pangan sehat, menciptakan nilai tambah ekonomi, dan bahkan menyediakan pakan ternak dari maggot.
“Urban farming ini bukan hanya bertani di lahan sempit, tetapi cara membangun kemandirian pangan sekaligus kesadaran lingkungan,” ucapnya.

