Makassar (ANTARA Sulsel) - Polisi menduga mahasiswa pascasarjana yang ditemukan tewas di balkon lantai lima sayap kanan gedung Menara Phinisi Universitas Negeri Makassar, Sulsel akibat terjatuh.
"Sementara dilakukan penyelidikan dan dugaan sementra kemungkinannya korban terjatuh dari lantai atas gedung ini, namun belum bisa dipastikan," kata Panit Khusus Polsek Rapocini Iptu Saharuddin di Makassar, Senin.
Berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi penemuan mayat yang terhimpit di sela pembuangan udara tersebut oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sulselbar ditemukan beberapa kemungkinan yang bisa terjadi.
Tim terus mencari dan mengumpulkan fakta di TKP untuk memastikan apakah korban meninggal terjatuh atau ada kemungkinan lain.
Dalam olah TKP tersebut polisi menemukan beberapa helai rambut menempel di pembuangan udara.
Selanjutnya, polisi juga menemukan darah yang mulai mengering berada di sela pembuangan udara tersebut.
Selang pembuangan agak membengkok kemudian menandai letak ponsel dan sandal yang ditemukan tidak jauh dari tubuh korban.
Tim kemudian kembali menganalisa dan lalu naik ke lantai 17 gedung tersebut guna memastikan apakah terjatuh atau ada kemungkinan lain.
Sesuai identitas korban diketahui bernama Ashary Nurdin (33), mahasiswa pascasarjana Fakuktas Pendidikan Bahasa Inggris UNM tinggal di BTN Dewi Kumalasri Blok AD 1/ 14 Makassar.
Pria kelahiran Ujungpandang 14 November 1982 itu merupakan anak pertama dari empat bersudara, alumnus UNM Fakultas Sastra Inggris dan juga Alumnus Universitas Hasanuddin.
Ditemukan pula dompet berisi dua buah SIM, kartu mahasiswa, beberapa uang pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu serta telepon genggam berada tidak jauh dari tubuhnya.
Mayat korban tersebut pertama kali ditemukan Sandre, Kasubag Kepegawaian yang kemudian disampaikan kepada Abdul Kadir, satpam kampus setempat untuk mengecek sekitar pukul 13.30 WITA apakah sedang tidur atau meninggal.
Setelah dicek kondisinya, ternyata sudah tidak bernyawa dengan kondisi sudah mulai membusuk dan membengkak, diduga meninggalnya sudah beberapa hari.
Abdul Kadir bersama rekannya Baso selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke kantor Polisi Sektor Rappocini sekitar pukul 14.50 WITA.
Polisi tiba dilokasi kejadian menyebutkan kondisi tubuh korban pada bagian kepala dan mulut masih mengeluarkan darah, kedua kaki mengalami patah tulang dan tubuh membengkak dan berbau.
Jenazahnya kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bayangkara untuk dilakukan autopsi guna mencari dan mendukung fakta kejadian.
Pihak keluarga terlihat "shock" dan masih menunggu hasil dari pihak kepolisian.
Sebelumnya korban telah dinyatakan hilang oleh pihak keluarga dan memasukkan almarhum ke koran setempat agar mempermudah pencarian, namun kenyataan berbicara lain, korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Berita Terkait
Ketua MK sempat tegur Ketua KPU yang izin tinggalkan sidang PHPU Pileg 2024
Kamis, 2 Mei 2024 16:12 Wib
Kemenkumham Sulsel sosialisasikan KI kepada pelajar lewat RUKI Bergerak "Goes to School"
Kamis, 2 Mei 2024 15:56 Wib
Kapendam : Patroli Yonif 527/BY ditembak OPM di Bibida Papua Tengah
Kamis, 2 Mei 2024 11:21 Wib
Polrestabes Makassar amankan lima orang saat memperingati Hari Buruh
Kamis, 2 Mei 2024 5:54 Wib
Piala Thomas 2024 - Jonatan gandakan keunggulan Indonesia atas India di fase grup
Rabu, 1 Mei 2024 20:39 Wib
Kemenkumham Sulsel monitoring layanan pengaduan di Lapas Makassar
Rabu, 1 Mei 2024 20:35 Wib
Polda Sulsel tangkap oknum ASN Jeneponto diduga jual Sabu
Rabu, 1 Mei 2024 20:06 Wib
Kejati Sulsel ajak santri Ponpres DDI Abrad Makassar jauhi narkoba
Rabu, 1 Mei 2024 19:09 Wib