Majene, Sulbar (ANTARA Sulbar) - Ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa Majene (STIKES BBM) menggelar aksi membagi-bagikan masker ke pengguna jalan sebagai bentuk kepedulian terkait bencana asap.
"Kebakaran hutan dan lahan masih terus berlangsung di berbagai daerah di Sulawesi Barat, salah satu akibatnya warga kini diserang kabut asap yang dapat menggangu kesehatan sehingga kami turun ke jalan untuk membagikan masker," kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Stikes Bina Bangsa, Muhammad Usman saat melakukan aksinya di depan kampus STIKES BBM, jalan trans lintas Barat Sulawesi di Kelurahan Tande Timur, Kecamatan Banggae Timur, Majene, Sabtu.
Muhammad Usman mengatakan sebagai mahasiswa bidang kesehatan, pihaknya prihatin terhadap kabut asap yang sangat berpotensi mengganggu kesehatan khususnya saluran pernapasan.
Usman yang juga mahasiswa kesehatan masyarakat ini berpendapat, menghirup udara yang tercampur dengan karbon hasil pembakaran dapat mengganggu kesehatan.
"Tujuan pembagian masker ini selain sebagai wujud solidaritas kepada warga, juga bentuk kesyukuran kami bahwa status forlap STIKES di Dikti sudah aktif kembali, ini yang kami sangat syukuri, sehingga kami membagi kebahagiaan itu dengan membagi masker ke warga, apalagi saat ini kualitas udara sejak kebakaran lahan makin buruk, kabut asap dapat mengganggu kesehatan," ungkap Usman.
Di samping masker, para mahasiswa yang terdiri atas mahasiswa jurusan Kesehatan masyarakat, Kebidanan dan Keperawatan juga membagi-bagikan souvenir dalam bentuk gantungan kunci.
Seperti yang diumumkan kemenristek melalui laman www.forlap dikti.go.id bahwa sejak 19 Oktober 2015, perguruan tinggi STIKES Bina Bangsa termasuk yang kembali berstatus aktif.
Sebelumnya saat masa non aktiv, pimpinan STIKES menyampaikan penyebab non aktif yakni rasio dosen sudah dipenuhi.
Para pengendara yang mendapat pembagian masker mengaku sangat senang dengan aksi simpatik mahasiswa, sebab dalam sepekan terakhir, kualitas udara yang dihirup dirasa makin buruk.
Apalagi berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, hingga Sabtu (24/10) pukul 05.00, titik panas di Sulbar sudah mencapai lebih 35 titik hot spot.
Syamsul salah seorang pengguna kendaraan bermotor mengatakan, masker saat ini menjadi kebutuhan penting saat berada di luar rumah terutama saat benkendara di jalan, sebab udara yang dihirup sudah tidak segar lagi sehingga mutlak menggunakan masker saat berada di jalan.
"Aksi simpatik seperti ini sangat bagus, karena juga menjadi ajang sosialisasi ke warga akan pentingnya penggunaan masker," katanya.
Berita Terkait
Dishut Sulbar bina petani kembangkan usaha lebah madu
Jumat, 26 April 2024 14:25 Wib
Dishut Sulbar bina petani kembangkan usaha jamur tiram
Kamis, 25 April 2024 0:39 Wib
Kemenag memprioritaskan jamaah haji ramah lansia musim haji tahun 2024
Senin, 22 April 2024 18:21 Wib
Pj Sekda meminta Bina Marga Sulsel fokus rampungkan program prioritas
Selasa, 19 Maret 2024 14:42 Wib
Pemprov Sulbar bina petani di Polman kelola pupuk organik
Minggu, 18 Februari 2024 9:15 Wib
Presiden Jokowi letakkan batu pertama pembangunan Super Hub Logistik Nusantara
Rabu, 17 Januari 2024 11:33 Wib
BSN sertifikatkan 549.970 produk UMKM selama 2023
Jumat, 12 Januari 2024 0:11 Wib
Bina Keluarga Balita di Sulsel mencapai 3.338 kelompok
Sabtu, 9 Desember 2023 21:34 Wib