Makassar (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan selama hampir 10 tahun selalu mampu memenuhi targetnya yakni surplus beras di atas dua juta ton dan berkontribusi bagi Indonesia sebesar 20 persen.
"Sudah hampir 10 tahun ini kita terus surplus beras dan padi kita juga banyak dikirim ke luar Pulau Kalimantan, DKI Jakarta dan Jawa. Kontribusi Sulsel untuk nasional itu 20 persen," ujar Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dinas Pertanian Sulsel Andi Arfian di Makassar, Kamis.
Ia mengatakan, kesuksesan Provinsi Sulawesi Selatan menjadi lumbung beras di Indonesia, apalagi mampu surplus hingga 2,5 juta ton padi itu tidak lain karena kearifan lokal para petani serta iklim cuaca yang berbeda-beda disetiap kawasan.
Andi Arfian mengaku, kearifan lokal yang dipertahankan para petani di Sulsel yakni tradisi "Appalili" bagi suku Makassar dan Mappalili bagi suku Bugis sebelum turun ke sawah menanam padi, diyakini petani sebagai prasyarat hasil yang memuaskan.
"Tradisi yang sudah lama terbangun dan turun temurun ini tetap dijaga oleh para petani kita dan tradisi ini bagi mereka adalah semangat untuk menghasilkan padi yang berkualitas dengan pola tanam yang tepat," katanya.
Ia menyebutkan jika lahan pertanian yang dimiliki Kabupaten Gowa sebanyak 34 ribu hektare ini terdiri dari sawah tadah hujan dan irigasi.
Meskipun hanya memiliki lahan sebanyak 34 ribu, namun mampu berproduksi seperti 64 ribu hektare lahan sawah. Pencapaiannya dari padi petani di Kabupaten Gowa ini mampu menghasilkan dua kali dari lahan yang tersedia.
"Itulah salah satu semangat yang dimiliki para petani karena mereka memegang teguh tradisinya dan lihatlah hasilnya, mereka menghasilkan 8000 ton padi dan berkontribusi untuk pertanian Sulsel," tambahnya.
Berdasarkan data yang diterima, surplus beras Sulsel dari tahun ke tahun kemudian menjadi alasan dalam penyiapan beras untuk di suplai ke 22 provinsi lainnya di Indonesia yang mana masih banyak daerah membutuhkan suplai beras tersebut.
Pertumbuhan produksi padi itu tidak terlepas dari luas panen yang dicapai yakni sekitar 983.107 hektare (ha) dan rata-rata pertumbuhan luas panen dalam lima tahun terakhir itu sebesar 3,35 persen.
Bahkan ini juga dinilaikan punya potensi untuk meningkat seiring dengan membaiknya jaringan irigasi dan cetakan sawah.
Sedangkan pada aspek produktivitas yang diacapi Sulsel sekitar 51,22 kw/ha dan rata-rata pertumbuhan produktivitas dalam lima tahun terakhir mencapai 0,98 persen.
Aspek produktivitas tertinggi sendiri dicapai Jawa Barat dengan 59,53 kw/ha. Sulsel hanya berada pada peringkat delapan secara nasional dengan hasil produktivitas sebanyak 51,22 kw/ha.
Sementara dari aspek produksi tanaman seperti padi pada tahun 2013 itu berhasil mencatat angka 5,03 juta ton lebih sehingga dianggap cukup untuk swasembada pangan.
Dengan hasil produksi itu, kata Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, provinsi ini berada pada peringkat empat nasional setelah Jawa Barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng).
Berita Terkait
Mantan Gubernur Sulsel salurkan bantuan beras kepada korban banjir Wajo
Senin, 6 Mei 2024 11:44 Wib
Pemprov Sulsel beri bantuan 10 ton beras bagi korban banjir di Luwu
Senin, 6 Mei 2024 10:10 Wib
Mantan Gubernur Sulsel salurkan 60 ton beras untuk korban banjir Luwu
Sabtu, 4 Mei 2024 18:08 Wib
Pemkab Luwu Timur kirim bantuan pertama 5 ton beras dan personel ke Luwu
Sabtu, 4 Mei 2024 15:56 Wib
Bulog jamin stok beras di Mamuju aman hingga lima bulan ke depan
Senin, 29 April 2024 20:40 Wib
Pemprov Sulsel ingatkan kabupaten/kota menyiapkan cadangan pangan
Senin, 29 April 2024 20:39 Wib
Harga beras mulai turun di Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan
Sabtu, 6 April 2024 20:17 Wib
IKA Smansa Makassar siapkan 1.100 paket sembako murah
Sabtu, 6 April 2024 1:28 Wib