Pertamina apresiasi UKM pengguna "bright gas"
Makassar (Antaranews Sulsel) - PT Pertamina Marketing Operasional Regional (MOR) VII Sulawesi memberikan apresiasi bagi usaha kecil menengah (UKM) pengguna "Bright Gas" di Kota Makassar.
"Penghargaan ini sebagai upaya kami untuk lebih mensosialiasikan produk elpiji Bright Gas," kata General Manager MOR VII Joko Pitoyo usai memberikan secara simbolis apresiasi di Resto Mie Bangka 88 Jalan Botolempangan, Makassar,Senin.
Joko mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi para pelaku usaha yang telah menggunakan produk elpiji Bright Gas, baik ukuran 5,5kg maupun 12kg, karena selama ini masih banyak ditemui unit usaha non mikro yang menggunakan LPG subsidi 3 kg.
"Tentunya para pelaku usaha ini dapat menjadi contoh atau role model bagi pelaku usaha lainnya agar menggunakan LPG non subsidi ataupun beralih dari LPG 3kg ke Bright Gas," tuturnya.
Melalui pelaksanaan program "Pakai Bright Gas, Bisnis Ngegas" ini, kata dia, setiap pekan Pertamina akan memilih dua hingga tiga pelaku usaha yang menggunakan Bright Gas.
Para pelaku usaha terpilih, lanjut dia, nantinya dikunjungi secara mendadak dan diberikan apresiasi dengan bentuk penghargaan berupa dukungan untuk promosi usahanya di berbagai lini media, yakni media cetak, radio dan media sosial.
Selain itu, para pelaku usaha juga akan mendapatkan pelatihan pemasaran melalui sosial media, serta pemberian satu unit tabung Bright Gas 5,5kg dan branding Bright Gas di tempat usahanya.
Ia menjelaskan pada tahap pertama program ini, pemberian apresiasi kepada dua pelaku usaha terpilih yakni Mie Bangka 88 Jalan Botolempangan dan Al Boor Jalan Hertasning.
"Selama program berjalan tiga bulan ke depan, kami menargetkan sebanyak 30 pelaku usaha yang terpilih, sehingga diharapkan melalui apresiasi berbentuk promosi bisnis ini akan dapat mendukung pengembangan usaha mereka," ujar Joko.
Selain untuk mensosialisasikan Bright Gas bagi pelaku usaha, program ini juga bertujuan untuk mengedukasi penggunaan LPG non subsidi di masyarakat khususnya pelaku usaha non mikro dan masyarakat mampu yang masih menggunakan LPG subsidi.
"Kami berharap program ini dapat meningkatkan konsumen yang mampu secara ekonomi, dan tidak berhak menggunakan LPG 3kg untuk beralih ke LPG non subsidi," pungkas Joko.
Menurut Joko, jika konsumen yang mampu secara ekonomi mulai beralih ke LPG non subsidi tentunya hal ini akan berdampak pada kecukupan kuota LPG 3kg bagi yang berhak dan ketepatan sasaran subsidi yang pada gilirannya dapat mengurangi beban APBN.
"Sebelumnya, kami juga telah menggandeng pemerintah daerah di seluruh wilayah Sulawesi untuk membantu peningkatan penggunaan LPG non subsidi dan pengunaan LPG subsidi tepat sasaran, salah satunya yakni dengan dikeluarkannya surat edaran Gubernur Sulsel," ujarnya.
Joko menambahkan produk Bright Gas memiliki beberapa kelebihan yakni regulator menggunakan katup pengaman ganda yang mengadopsi teknologi `double spindle valve system (DSVS), sehingga dua kali lebih aman dalam mencegah kebocoran pada kepala tabung.
Selain itu fitur keamanan diperkuat dengan adanya tambahan segel resmi Pertamina yang dilengkapi dengan hologram fitur OCS (optical color switch) yang telah memperoleh paten dan tidak dapat dipalsukan, serta lebih nyaman dengan layanan antar ke rumah.
"Kami terus menggencarkan penggunaan elpiji non subsidi Bright Gas ini di wilayah Sulawesi melalui beragam program. Selain itu secara paralel kami terus meningkatkan kerja sama dengan dengan sub agen dan outlet penjualan produk inis agar masyarakat semakin mudah mendapatkannya," ujarnya.
PT Pertamina MOR VII Sulawesi mencatat peningkatan konsumsi Bright Gas 5,5kg dan 12kg di wilayah Sulawesi selama periode tahun 2017 sebesar 11.706 metrik ton atau naik 104 persen dari sejak awal diluncurkannya produk gas non subsidi ini pada tahun sebelumnya.
"Penghargaan ini sebagai upaya kami untuk lebih mensosialiasikan produk elpiji Bright Gas," kata General Manager MOR VII Joko Pitoyo usai memberikan secara simbolis apresiasi di Resto Mie Bangka 88 Jalan Botolempangan, Makassar,Senin.
Joko mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi para pelaku usaha yang telah menggunakan produk elpiji Bright Gas, baik ukuran 5,5kg maupun 12kg, karena selama ini masih banyak ditemui unit usaha non mikro yang menggunakan LPG subsidi 3 kg.
"Tentunya para pelaku usaha ini dapat menjadi contoh atau role model bagi pelaku usaha lainnya agar menggunakan LPG non subsidi ataupun beralih dari LPG 3kg ke Bright Gas," tuturnya.
Melalui pelaksanaan program "Pakai Bright Gas, Bisnis Ngegas" ini, kata dia, setiap pekan Pertamina akan memilih dua hingga tiga pelaku usaha yang menggunakan Bright Gas.
Para pelaku usaha terpilih, lanjut dia, nantinya dikunjungi secara mendadak dan diberikan apresiasi dengan bentuk penghargaan berupa dukungan untuk promosi usahanya di berbagai lini media, yakni media cetak, radio dan media sosial.
Selain itu, para pelaku usaha juga akan mendapatkan pelatihan pemasaran melalui sosial media, serta pemberian satu unit tabung Bright Gas 5,5kg dan branding Bright Gas di tempat usahanya.
Ia menjelaskan pada tahap pertama program ini, pemberian apresiasi kepada dua pelaku usaha terpilih yakni Mie Bangka 88 Jalan Botolempangan dan Al Boor Jalan Hertasning.
"Selama program berjalan tiga bulan ke depan, kami menargetkan sebanyak 30 pelaku usaha yang terpilih, sehingga diharapkan melalui apresiasi berbentuk promosi bisnis ini akan dapat mendukung pengembangan usaha mereka," ujar Joko.
Selain untuk mensosialisasikan Bright Gas bagi pelaku usaha, program ini juga bertujuan untuk mengedukasi penggunaan LPG non subsidi di masyarakat khususnya pelaku usaha non mikro dan masyarakat mampu yang masih menggunakan LPG subsidi.
"Kami berharap program ini dapat meningkatkan konsumen yang mampu secara ekonomi, dan tidak berhak menggunakan LPG 3kg untuk beralih ke LPG non subsidi," pungkas Joko.
Menurut Joko, jika konsumen yang mampu secara ekonomi mulai beralih ke LPG non subsidi tentunya hal ini akan berdampak pada kecukupan kuota LPG 3kg bagi yang berhak dan ketepatan sasaran subsidi yang pada gilirannya dapat mengurangi beban APBN.
"Sebelumnya, kami juga telah menggandeng pemerintah daerah di seluruh wilayah Sulawesi untuk membantu peningkatan penggunaan LPG non subsidi dan pengunaan LPG subsidi tepat sasaran, salah satunya yakni dengan dikeluarkannya surat edaran Gubernur Sulsel," ujarnya.
Joko menambahkan produk Bright Gas memiliki beberapa kelebihan yakni regulator menggunakan katup pengaman ganda yang mengadopsi teknologi `double spindle valve system (DSVS), sehingga dua kali lebih aman dalam mencegah kebocoran pada kepala tabung.
Selain itu fitur keamanan diperkuat dengan adanya tambahan segel resmi Pertamina yang dilengkapi dengan hologram fitur OCS (optical color switch) yang telah memperoleh paten dan tidak dapat dipalsukan, serta lebih nyaman dengan layanan antar ke rumah.
"Kami terus menggencarkan penggunaan elpiji non subsidi Bright Gas ini di wilayah Sulawesi melalui beragam program. Selain itu secara paralel kami terus meningkatkan kerja sama dengan dengan sub agen dan outlet penjualan produk inis agar masyarakat semakin mudah mendapatkannya," ujarnya.
PT Pertamina MOR VII Sulawesi mencatat peningkatan konsumsi Bright Gas 5,5kg dan 12kg di wilayah Sulawesi selama periode tahun 2017 sebesar 11.706 metrik ton atau naik 104 persen dari sejak awal diluncurkannya produk gas non subsidi ini pada tahun sebelumnya.